Saat ini di era industri 4.0, banyak tantangan harus dihadapi dan memerlukan beberapa keterampilan penting yang harus dipersiapkan, seperti penyelesaian masalah yang kompleks, berpikir kritis, kreativitas, manajemen sumber daya manusia, berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, pengambilan keputusan, orientasi pelayanan, negosiasi, dan fleksibilitas kognitif. Organisasi memiliki peran untuk meningkatkan keterampilan yang diperlukan, khususnya untuk siswa yang akan bersaing di era ini.
Di Institut Teknologi Bandung, terdapat berbagai organisasi kemahasiswaan dan sebagian besar memiliki bentuk organisasi nirlaba. Karena organisasi nirlaba tidak menghasilkan laba, jadi tidak ada sistem kompensasi dalam organisasi untuk mempertahankan anggota, seperti gaji. Semua anggota bekerja secara sukarela. Hal ini mempengaruhi keterlibatan anggota, karena motivasi anggota dapat menurun karena tidak adanya kompensasi yang memotivasi mereka. Dengan demikian, organisasi dapat mengalami masalah kekurangan sumber daya manusia.
Komunikasi strategis adalah salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan anggota dalam komunitas. Pengurus organisasi adalah anggota yang paling berpengaruh dalam organisasi karena semua proyek untuk periode satu tahun yang diselenggarakan oleh mereka. Dalam organisasi kemahasiswaan, komunikasi intensif di tingkat manajemen dilakukan dengan sesi umpan balik yang diberikan oleh kepala departemen kepada staf mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah umpan balik dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah keterlibatan anggota dalam organisasi X
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis kerangka kerja. Data dikumpulkan dengan wawancara semi-terstruktur dan observasi di antara tingkat manajemen yang menggunakan umpan balik formal atau informal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi umpan balik informal lebih berpengaruh untuk meningkatkan keterlibatan dalam organisasi siswa.