digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fachry Aslam
PUBLIC Suharsiyah

2013 TA PP FACHRY ASLAM 1.pdf)u
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam proses produksi minyak, ikut terproduksinya air formasi merupakan hal yang sering terjadi di lapangan. Keberadaan air ini di dalam pipa akan berpengaruh terhadap pengaliran minyak hingga ke processing unit, sebab ketika dua fluida yang tidak bercampur (immiscible fluid) mengalir bersama di dalam pipa, campuran dari kedua fluida tersebut akan memiliki kelakuan yang berbeda dibandingkan pada aliran fluida satu fasa.Tergantung pada kecepatan alir dari campuran tersebut, serta water cut dan beberapa properti lainnya, akan terbentuk yang disebut dengan flow regime atau flow pattern. Dalam studi laboratorium ini, pola aliran yang diamati adalah pola dispersed dan stratified. Di lapangan, pada kondisi water cut yang tinggi, lebih diharapkan terjadi aliran dengan pola terdispersi. Sebab apabila air dan minyak berada pada kondisi aliran stratified, perbedaan vikositas –di mana air lebih kecil viskositasnya dibanding minyak- akan menyebabkan air lebih mudah mengalir dibanding minyak sehingga aliran air dapat menjadi penghambat bagi aliran minyak, apalagi pada kondisi di lapangan di mana pipa tidak sepenuhnya horizontal. Studi ini mengamati pengaruh kecepatan alir fluida minyak dan air yang sebelumnya tercampur hingga menjadi stratified. Perbedaan densitas dari kedua fluida ini menyebabkan minyak akan cenderung bergerak naik dan membentuk aliran yang stratified. Pada studi ini pengamatan dilakukan pada kecepatan alir dari 0.007854 m/s hingga 1.5708 m/s. Secara teori, semakin tinggi kecepatan alir maka akan semakin lama campuran fluida tersebut menjadi stratified atau bahkan akan seterusnya mengalir dalam pola tercampur. Pada percobaan ini kondisi divariasikan pada water cut 70%, 80% dan 90%. Pada water cut 70% dan 80%, kecepatan minimum yang diperlukan agar aliran tidak stratified masing-masing diperoleh pada kecepatan 0.7854 m/s dan 1.5707 m/s. Sementara pada water cut 90%, hingga pada kecepatan maksimal yang diujikan masih terlihat terbentuk pola aliran yang stratified sehingga disimpulkan bahwa pada water cut 90% ini kecepatan minimum yang diperlukan untuk membuat aliran tidak stratified adalah pada kecepatan lebih dari 1.5707 m/s.