Well deliverability test yang dikenal lebih awal adalah back-pressure test yang dipopulerkan oleh Rawlins dan Schellhardt (1935). Ketika data laju alir (qg) dan perbedaan tekanan (Pr2-Pwf2) diplot pada skala logaritmik, diperoleh bentuk umum dari persamaan simplified analysis. C (deliverability coefficient) adalah intercept sedangkan n (deliverability exponent) adalah inverse slope dari grafik. Untuk meminimalkan waktu pengujian back-pressure test, yang dianggap cukup lama untuk reservoir dengan permeabilitas rendah (tight gas), metode pengujian lain telah diperkenalkan seperti isochronal test, modified isochronal test, dan optimized isochronal test. Ketiga pengujian ini juga menggunakan persamaan simplified analysis untuk menghitung nilai absolute open flow. Meskipun semua metode menggunakan asumsi nilai C yang berubah seiring waktu, penentuan nilai n untuk setiap metode cukup berbeda. Back-pressure test optimized isochronal test mengasumsikan nilai n konstan, isochronal test menggunakan nilai n awal pengujian, sedangkan modified isochronal test menggunakan nilai rata-rata n pengujian. Melihat perbedaan tersebut, maka penelitian ini akan mencoba mengamati perubahan nilai n dari kondisi transien ke kondisi pseudo-steady state sehingga dapat menghasilkan nilai laju alir yang lebih akurat.