Sebagai penyumbang dampak negatif terbanyak terhadap lingkungan seperti efek gas rumah kaca, konsumsi energi terbesar, tidak mengherankan jika banyak tuntutan terhadap stakeholder konstruksi untuk memperhatikan aspek keberlanjutan dalam industri konstruksi. Namun, kompleksitas dari pembangunan atau proyek berkelanjutan membutuhkan waktu, biaya, dan juga koordinasi yang lama dan banyak. Maka dari itu, dibutuhkan suatu teknologi integrasi dan pemodelan canggih yaitu BIM 6D. Penelitian ini berfokus untuk mengidentifikasi seberapa jauh potensi dan implementasi BIM 6D dalam aspek lingkungan berkelanjutan konstruksi Indonesia terhadap 3 kelompok responden berbeda yaitu konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek. Dari hasil penelitian diketahui jika sudah ada beberapa proyek yang mengimplementasikan BIM 6D dalam proyek. Selain itu, potensi BIM 6D di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi namun tidak bisa diimplementasikan secara luas dalam waktu dekat hal ini dikarenakan masih rendahnya pemahaman ketiga kelompok responden terkait definisi dan tujuan implementasi BIM 6D.
Perpustakaan Digital ITB