Pergerakan harga batubara yang cenderung menguat sepanjang tahun 2021
membuat penjualan alat berat sebagai alat transportasi di bisnis pertambangan
meningkat secara signifikan (equipmentindonesia.com). Sejalan dengan penjualan,
perawatan alat berat juga harus dilakukan untuk menghindari kerugian diakibatkan
oleh ketidaksediaan alat berat mencapai US$ 24 juta per hari (Husniah, 2011).
Dalam tesis ini, untuk alasan ekonomi, konsumen melakukan tanggung jawab
pemeliharaan melalui kontrak pemeliharaan (MSC) dengan agen (produsen/agen
eksternal). Tesis ini bertujuan untuk memodelkan kontrak pemeliharaan alat berat
dengan memaksimalkan keuntungan produsen dan konsumen. Pemodelan MSC
dimulai dengan menjelaskan garansi dan kebijakan MSC, kemudian memodelkan
kerusakan, pemeliharaan, dan ekspektasi keuntungan masing-masing pihak. Untuk
pemodelan kerusakan, penulis mempelajari data kerusakan dari produsen pada
periode 2007-2020. Setelah data dibatasi hanya satu konsumen, selanjutnya
dilakukan penelitian dengan menampilkan statistik deskriptif dan melakukan uji
distribusi, data yang diperoleh mengikuti distribusi NHPP dan Weibull. Selanjutnya
dilakukan pemodelan pemeliharaan preventif secara berkala yang mempengaruhi
distribusi kerusakan dengan mengurangi laju fungsi intensitas kerusakan.
Selanjutnya, model keuntungan untuk masing-masing pihak dibangun dari dua opsi
yang disediakan oleh produsen. Teori permainan Stackelberg kemudian
memecahkan masalah keputusan untuk menentukan keuntungan maksimum bagi
masing-masing pihak.