Penelitian ini berfokus pada penjualan produk fesyen dengan mengkaji sistem
produksi MTO atau dikenal sebagai strategi penjualan Pre-Order (PO). Seringkali,
penjualan dengan PO dipilih untuk menghindari adanya deadstock akibat
perubahan tren yang cepat tanpa mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik produk dengan strategi yang dipilih, sehingga berdampak pada jumlah
permintaan yang rendah. Salah satu tujuan penelitian ini adalah mengembangkan
model prediksi strategi penjualan PO/non-PO berdasarkan 12 variabel input yang
mencerminkan karakteristik produk. Metode yang digunakan adalah hybrid
Artificial Neural Network (ANN) dan regresi logistik atau disebut ANN-Plogit.
Regresi logistik digunakan untuk melihat signifikansi prediktor terhadap target,
serta model ANN digunakan untuk melakukan prediksi. Evaluasi kinerja model
didasarkan pada tingkat error prediksi (MSE) dan confusion matrix. Hasilnya
diperoleh model ANN-Plogit 6 variabel memiliki kinerja terbaik dengan kesalahan
prediksi paling rendah dan tingkat akurasi prediksi paling tinggi.
Pada penerapan MTO, besarnya lead time adalah keputusan krusial yang sering
dikompensasi dengan penurunan harga jual agar diperoleh peningkatan jumlah
permintaan. Penelitian ini juga membahas model penentuan harga dan lead time
pada sistem MTO dengan mempertimbangkan adanya kebijakan jumlah pesanan
minimum (disebut sebagai MOQ) yang ditetapkan oleh vendor produksi. Kondisi
ini memungkinkan adanya biaya simpan meskipun pada system produksi MTO.
Variabel keputusan yang dicari adalah harga dan lead time serta jumlah permintaan
yang dioptimasi secara simultan untuk memaksimasi profit penjualan. Pencarian
solusi dilakukan menggunakan pendekatan metaheuristik dan dipilih algoritma
Particle Swarm Optimization karena kesederhanaannya serta waktu komputasi
yang singkat. Berdasarkan pencarian dengan Algoritma PSO, harga 324,750 dan
lead time 9 hari adalah solusi terbaik dengan profit maksimum RP.80,526,000.
Melalui komparasi hasil, keputusan ini dianggap layak untuk diaplikasikan pada
penjualan PO ditinjau dari preferensi pasar.