digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rifdah Zahabiyah
PUBLIC Dewi Supryati

Penelitian ini berfokus pada penjualan produk fesyen dengan mengkaji sistem produksi MTO atau dikenal sebagai strategi penjualan Pre-Order (PO). Seringkali, penjualan dengan PO dipilih untuk menghindari adanya deadstock akibat perubahan tren yang cepat tanpa mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik produk dengan strategi yang dipilih, sehingga berdampak pada jumlah permintaan yang rendah. Salah satu tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model prediksi strategi penjualan PO/non-PO berdasarkan 12 variabel input yang mencerminkan karakteristik produk. Metode yang digunakan adalah hybrid Artificial Neural Network (ANN) dan regresi logistik atau disebut ANN-Plogit. Regresi logistik digunakan untuk melihat signifikansi prediktor terhadap target, serta model ANN digunakan untuk melakukan prediksi. Evaluasi kinerja model didasarkan pada tingkat error prediksi (MSE) dan confusion matrix. Hasilnya diperoleh model ANN-Plogit 6 variabel memiliki kinerja terbaik dengan kesalahan prediksi paling rendah dan tingkat akurasi prediksi paling tinggi. Pada penerapan MTO, besarnya lead time adalah keputusan krusial yang sering dikompensasi dengan penurunan harga jual agar diperoleh peningkatan jumlah permintaan. Penelitian ini juga membahas model penentuan harga dan lead time pada sistem MTO dengan mempertimbangkan adanya kebijakan jumlah pesanan minimum (disebut sebagai MOQ) yang ditetapkan oleh vendor produksi. Kondisi ini memungkinkan adanya biaya simpan meskipun pada system produksi MTO. Variabel keputusan yang dicari adalah harga dan lead time serta jumlah permintaan yang dioptimasi secara simultan untuk memaksimasi profit penjualan. Pencarian solusi dilakukan menggunakan pendekatan metaheuristik dan dipilih algoritma Particle Swarm Optimization karena kesederhanaannya serta waktu komputasi yang singkat. Berdasarkan pencarian dengan Algoritma PSO, harga 324,750 dan lead time 9 hari adalah solusi terbaik dengan profit maksimum RP.80,526,000. Melalui komparasi hasil, keputusan ini dianggap layak untuk diaplikasikan pada penjualan PO ditinjau dari preferensi pasar.