ABSTRAK Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC  ABSTRAK Meta Nisrina Syafitri.pdf?
PUBLIC Devi Septia Nurul COVER Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 1 Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 2 Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 3 Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 4 Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul BAB 5 Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul PUSTAKA Meta Nisrina Syafitri
PUBLIC Devi Septia Nurul
Kota Semarang, Jawa Tengah memiliki potensi bahaya gempabumi akibat
keberadaan sesar aktif diantaranya Sesar Semarang, Sesar Ungaran 1, dan Sesar
Ungaran 2. Secara tatanan geologi, wilayah ini tersusun oleh endapan aluvium,
batuan sedimen, dan deposit gunung api yang rentan mengalami amplifikasi saat
terjadi gempabumi. Estimasi nilai periode dominan, profil lapisan sedimen,
keberadaan engineering bedrock, dan nilai PGA di permukaan merupakan bagian
dari upaya memahami potensi bahaya gempabumi yang dilakukan pada penelitian
ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data pengukuran
mikrotremor yang telah dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG). Penulis mengaplikasikan metode HVSR dengan batuan
perangkat lunak HVSRPY untuk mendapatkan nilai periode dominan yang
merupakan resiprokal dari frekuensi dominan. Nilai periode dominan Kota
Semarang diperoleh dalam rentang 0,12–2,0 s. Profil kedalaman lapisan sedimen
dan engineering bedrock didapat dari hasil inversi kurva H/V yang dilakukan di
perangkat lunak DINVER. Kedalaman lapisan sedimen dengan nilai Vs 500 m/s
didapat pada rentang 50-300 m, sedangkan kedalaman engineering bedrock
dengan nilai Vs 750 m/s diperoleh pada rentang 50-450 m. PGA dipermukaan
didapat dari perhitungan PGA bedrock dengan koefisien situs berdasarkan
klasifikasi Vs30. Nilai PGA di permukaan yang didapat yaitu pada rentang 0,3-0,8
g. Sebaran nilai periode dominan dan kedalaman engineering bedrock memiliki
kesamaan pola dimana di utara dan di timur memiliki nilai lebih besar daripada di
selatan dan barat Kota Semarang. Sebaran nilai PGA memiliki nilai terbesar di
daerah selatan dan memiliki tren penurunan ke arah utara. Maka berdasarkan
sebaran nilai PGA, daerah selatan Kota Semarang memiliki bahaya gempabumi
relatif lebih besar dibanding dengan daerah utara. Namun daerah utara dan timur
memiliki nilai periode dominan dan kedalaman engineering bedrock yang relatif
besar, sehingga ada kemungkinan memiliki amplifikasi gelombang seismik yang
relatif tinggi di Kota Semarang.