COVER Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia dikenal sebagai negara vulkanis dikarenakan Indonesia terletak di zona
cincin api Pasifik sehingga terdapat banyak gunungapi. Salah satu daerah gunung
api di Indonesia adalah Kompleks Vulkanik Tenggeryang terletak di Jawa Timur.
Di dalam Kompleks Vulkanik Tengger terdapat Gunung Bromo serta gunung atau
bukit yang sudah tidak aktif seperti Segarawedidan Widodaren. Abu vulkanik yang
dihasilkan dari erupsi gunung api Brumo sertalapisan tuf pada Segarawedi dan
Widodaren memiliki batuan yang memiliki sifat magnetis. Mineral magnetik
diukur untuk mendapatkan sifat kemagnetannya dan juga koersivitas batuan
tersebut. Salah satu metode untuk mendapatkan nilai koersivitas batuan adalah
dengan metode unmixing. Metode digitasi berguna untukpenelitian berbasis studi
literatur jika sampel penelitian tidak tersedia. Program MAX UnMix digunakan
pada penelitian ini untuk melakukan proses unmixing data sampel. Berdasarkan
hasil unmixing pada sampel Abuvulkanik Bromo dan sampel tuf Segarawedi dan
Widodaren data koersivitas tiap komponen magnetic dengan rentang antara 0,81
mT - 202,29 mT. Berdasarkan hasil unmixing didapatkan 3 komponen pada
masing-masing sampel abu vulkanik Bromo, sampel tuf Segarawedi, dan tuf
Widodaren. Diketahui komponen 1 merupakan komponen dengan nilai koersivitas
yang paling tinggi dibandingkan komponen 2 dan komponen 3. Pada komponen 2
dan 3 terdapat perbedaan yang besar diantara sampel abu vulkanik Bromo terhadap
sampel tuf Segarawedi dan tuf Widodaren. Hasil unmixing sampel tuf Segarawedi
dan tuf Widodaren memiliki nilai koersivitas yang seragam, sedangkan untuk
sampel abu vulkanik Bromo memilikinilai koersivitas yang beragam. Hal tersebut
disebabkan oleh injeksi magma baru saat erupsi Bromo tahun 2010.