digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Christopher
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia dikenal sebagai negara vulkanis dikarenakan Indonesia terletak di zona cincin api Pasifik sehingga terdapat banyak gunungapi. Salah satu daerah gunung api di Indonesia adalah Kompleks Vulkanik Tenggeryang terletak di Jawa Timur. Di dalam Kompleks Vulkanik Tengger terdapat Gunung Bromo serta gunung atau bukit yang sudah tidak aktif seperti Segarawedidan Widodaren. Abu vulkanik yang dihasilkan dari erupsi gunung api Brumo sertalapisan tuf pada Segarawedi dan Widodaren memiliki batuan yang memiliki sifat magnetis. Mineral magnetik diukur untuk mendapatkan sifat kemagnetannya dan juga koersivitas batuan tersebut. Salah satu metode untuk mendapatkan nilai koersivitas batuan adalah dengan metode unmixing. Metode digitasi berguna untukpenelitian berbasis studi literatur jika sampel penelitian tidak tersedia. Program MAX UnMix digunakan pada penelitian ini untuk melakukan proses unmixing data sampel. Berdasarkan hasil unmixing pada sampel Abuvulkanik Bromo dan sampel tuf Segarawedi dan Widodaren data koersivitas tiap komponen magnetic dengan rentang antara 0,81 mT - 202,29 mT. Berdasarkan hasil unmixing didapatkan 3 komponen pada masing-masing sampel abu vulkanik Bromo, sampel tuf Segarawedi, dan tuf Widodaren. Diketahui komponen 1 merupakan komponen dengan nilai koersivitas yang paling tinggi dibandingkan komponen 2 dan komponen 3. Pada komponen 2 dan 3 terdapat perbedaan yang besar diantara sampel abu vulkanik Bromo terhadap sampel tuf Segarawedi dan tuf Widodaren. Hasil unmixing sampel tuf Segarawedi dan tuf Widodaren memiliki nilai koersivitas yang seragam, sedangkan untuk sampel abu vulkanik Bromo memilikinilai koersivitas yang beragam. Hal tersebut disebabkan oleh injeksi magma baru saat erupsi Bromo tahun 2010.