digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstark: Dalam karya tulis ini Penulis memperkenalkan pembelajaran berbasis observasi memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia dalam upaya menemukan solusi atas problem rendahnya minat terhadap matematika dan sains di kalangan siswa. Dengan pertimbangan efektivitas dan optimalisasi, seluruh sumber daya tersebut diintegrasikan menjadi sebuah sistem bagi prototipe Mobile dan Remote Observatory (MRO). Mobile Observatory (MO) merupakan integrasi sistem kolektor, analisator, dan detektor serta komponen pendukung lainnya di atas sebuah wahana bergerak dalam menjalankan observasi astronomi. Mobilitas yang terdapat dalam sistem ini terutama ditujukan dalam usaha memudahkan pencarian situs pengamatan yang terhindar dari parahnya polusi cahaya kota besar. Luasnya daerah layanan dapat menjadi kendala tersendiri bagi MO sekalipun. Mengantisipasi kendala tersebut, digagaslah Remote Observatory (RO) sebagai suatu bentuk pengembangan dari MO yang dapat diakses secara remote oleh seorang pengamat dalam melakukan observasi astronomi dengan memanfaatkan fasilitas jaringan menggunakan protokol tertentu. Kelebihan prototipe sistem yang dibangun ini dibandingkan dengan sistem serupa lainnya, seperti Bradford Robotic Telescope, Telescopes in Education, dan Charles Sturt University Remote Telescope terletak pada kesederhanaan dan rendahnya biaya investasi. Sistem yang dibangun berlandaskan filosofi KIS-C (Keep It Simple and Cheap) ini sedapat mungkin memanfaatkan sumber daya perangkat lunak yang berstatus public domain. Dengan pilihan komunikasi dan kontrol multi-link dan skenario server-client control, sistem dapat mengupayakan penggunaan lisensi aplikasi seminim mungkin untuk menekan biaya pengeluaran di mana hanya satu lisensi yang perlu diperoleh untuk kemudian diinstalasi di komputer kontrol (host). Melalui pengalaman baru dalam berastronomi dengan pendekatan pembelajaran berbasis observasi ini, antusiasme yang tumbuh diharapkan dapat menjadi kekuatan dalam mempercepat proses pembelajaran sains, khususnya astronomi, di Indonesia sekaligus memicu kemunculan klub-klub astronomi amatir di tanah air.