Gedung Museum Bahasa Indonesia terdiri dari empat lantai bertingkat dan satu
lantai basemen dengan luas lantai yang berbeda-beda di tiap tingkat. Struktur atas
gedung didesain sebagai gedung tahan gempa dengan kelas situs tanah lunak (SE),
kategori desain seismik D (KDS D) dan sistem struktur rangka beton bertulang
pemikul momen khusus (SRPMK). Pemodelan struktur dilakukan dengan bantuan
software ETABS. Analisis struktur yang dilakukan meliputi pengecekan partisipasi
massa ragam terkombinasi, penentuan periode fundamental struktur, penentuan
faktor skala, pengecekan ketidakberaturan, pengecekan simpangan antar lantai,
pengecekan pengaruh efek P-delta, pengecekan redundansi, serta desain
penulangan dan detailing. Analisis kegempaan yang dilakukan menggunakan
metode respons spektra. Semua tahap perancangan mengikuti ketentuan yang ada
pada SNI 1726:2019 dan SNI 2847:2019
Struktur bawah berupa fondasi didesain dengan jenis tiang bor dengan panjang
tiang 22 m. Perancangan fondasi meliputi analisis daya dukung fondasi, penurunan
fondasi, hingga penulangan fondasi. Penentuan daya dukung terdiri dari
perhitungan daya dukung aksial dan daya dukung lateral dengan menggunakan
bantuan software LPILE dan GROUP. Analisis penurunan fondasi berupa elastic
settlement dan differential settlement. Perancangan fondasi mengikuti ketentuan
yang ada pada SNI 8460:2017 dan SNI 2847:2019.