Nilai kerapuhan batuan merupakan suatu parameter penting dalam mengevaluasi
sifat kekerasan batuan. Pada reservoir migas non-konvensional, perkiraan yang
tepat dari nilai ini sangat dibutuhkan untuk dapat menerapkan stimulasi yang efisien
dalam teknik perolehannya seperti yang diterapkan pada teknik perekahan hidrolik.
Salah satu cara untuk memprediksi indeks kerapuhan batuan ini adalah dengan
meninjau besaran modulus elastik batuannya. Besaran fisis ini sangat bergantung
pada kompleksitas struktur mikro, kandungan fluida serta komposisi mineral
penyusun batuan. Struktur mikroskopis batuan sendiri, saat ini sudah dapat
dicitrakan dengan baik dengan menggunakan teknik pencitraan berbasis mikro-CT.
Selain itu, modifikasi sifat fisis batuan serta penambahan komponen fluida pori
dapat disimulasikan dengan memanfaatkan pemodelan numerik. Penelitian ini
menggunakan metode elemen hingga dalam penyelesaian solusi elastisitas linear
pada model sintetik dan citra batuan digital untuk memperoleh nilai modulus elastik
batuan yang kemudian digunakan untuk mengestimasi nilai indeks kerapuhannya.
Berdasarkan pemodelan ini kemudian dievaluasi pengaruh dari karakteristik fisis
batuan (aspek rasio pori, komposisi mineral penyusun, dan saturasi fluida) dalam
menentukan nilai indeks kerapuhan batuan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan nilai modulus Young seiring dengan meningkatnya
aspek rasio pori dengan nilai Poisson rasio yang cenderung konstan. Hal ini
menandakan meningkatnya kerapuhan batuan pada aspek rasio pori yang tinggi.
Saturasi fluida berupa air menyebabkan terjadinya penurunan nilai modulus Young
yang sejalan dengan penurunan nilai kerapuhannya. Kandungan mineral Kuarsa
dan Karbonat yang tinggi senantiasa menghasilkan nilai kerapuhan yang tinggi
sedangkan kandungan mineral Lempung dan porositas yang tinggi relatif
menghasilkan nilai kerapuhan yang lebih rendah. Secara keseluruhan, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa geometri pori, saturasi fluida dan komposisi
mineral penyusun batuan secara keseluruhan mengubah sifat kekerasan batuan.