Tingkat keandalan bangunan gedung merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk menentukan kelaikan sebuah bangunan sebelum digunakan. Bangunan yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dapat dikatakan andal dan berhak untuk mendapatkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Salah satu aspek yang perlu untuk dianalisis dalam persyaratan kemudahan bangunan gedung adalah aksesibilitas, yakni berkaitan dengan kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung. Analisis aksesibilitas umumnya dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan sehingga diperlukan sistem yang dapat menunjang pihak terkait untuk melakukan keseluruhan proses analisis tersebut secara efisien. Saat ini sistem yang umum digunakan dalam manajemen bangunan adalah Building Information Modeling (BIM). Namun BIM memiliki keterbatasan dalam melakukan analisis spasial yang diperlukan untuk menunjang analisis aksesibilitas di dalam bangunan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem lain yang dapat menyimpan informasi bangunan sekaligus melakukan analisis spasial di dalamnya, yaitu Indoor Geography Markup Language (IndoorGML). IndoorGML adalah format standar penyimpanan data interior bangunan berbasis Extensible Markup Language (XML) pada domain Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat memberikan informasi spasial untuk melakukan penentuan posisi objek di dalam bangunan beserta pemanfaatannya dalam berbagai aspek. Tujuan dari penelitian ini yaitu membangun mekanisme konversi model 3D bangunan pada format data penyimpanan IFC ke dalam format data penyimpanan IndoorGML dan membangun mekanisme analisis aksesibilitas pada tingkat keandalan bangunan gedung dengan menggunakan IndoorGML. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pembuatan modul ekstensi IndoorGML untuk analisis aksesibilitas, konversi model 3D IFC ke dalam IndoorGML, dan analisis aksesibilitas menggunakan IndoorGML. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, IndoorGML dapat menunjang proses analisis aksesibilitas sehingga proses analisis dapat dilakukan dengan efisien. Namun keputusan akhir mengenai tingkat aksesibilitas pada keandalan bangunan gedung tetap harus diputuskan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian keandalan bangunan gedung.