Aset adalah suatu objek berwujud maupun tidak berwujud yang dimiliki dan
dikendalikan oleh suatu organisasi untuk menghasilkan nilai ekonomi positif. Aset
perlu dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi positif bagi
pemiliknya. Permasalahan terjadi ketika organisasi belum memiliki kesadaran
dalam mengelola aset. Sebagai contoh di Indonesia 70% kasus korupsi berasal
dari pengadaan barang atau jasa yang merupakan aset negara dengan kerugian
sebesar Rp.114,9 triliun. Pemerintah Kabupaten Pangandaran merupakan salah
satu daerah yang memiliki permasalahan terkait aset. Permasalahannya seperti
belum terdata keberadaan fisik aset tanah dan bangunan dari Kabupaten Ciamis ke
Kabupaten Pangandaran dengan nilai total sekitar Rp.70 Miliar. Penyebab utama
kerugian dikarenakan pengelolaan aset masih bersifat statis, yaitu kontrol nilai
dan kontrol properti belum dilakukan terhadap perubahan kapasitas dan
keberadaan dari aset dalam waktu tertentu. Maka dari itu, untuk memahami aset
daerah secara dinamis diperlukan pengembangan informasi spasial seperti
pemetaan nilai aset dan sistem informasi pengelolaan aset. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan pemetaan aset, sistem informasi pengelolaan aset beserta
skema akses informasi, serta melakukan prediksi nilai aset pada masa yang akan
datang untuk melakukan kontrol aset tanah dan bangunan. Data-data yang
digunakan berupa peta dasar kabupaten pangandaran, citra satelit, data aset tanah
dan bangunan, data penilaian aset, serta dokumentasi. Metode yang digunakan
adalah metode penilaian yang didukung sistem informasi geografis berbasis web
(WebGIS) dalam penyajian informasi pengelolaan aset. Melalui penelitian ini
dapat dihasilkan: (1) Pemetaan aset yang tidak terbatas pada lokasi dari aset saja.
(2) Sistem informasi beserta skema akses yang menampilkan informasi serta
skema secara lengkap, detail dan dapat diperbaharui untuk kontrol aset menuju
manajemen kontrol tower dashboard. (3) Prediksi total nilai aset tanah 10 tahun
yang akan datang sebesar Rp.386.003.893.814 serta prediksi nilai aset bangunan
menghasilkan penyusutan nilai aset sebesar Rp.70.653.675.843 per tahun.