Kebijakan pembangunan perkotaan di Hindia Belanda terhadap pola perumahan
rakyat adalah pembagian zona permukiman berdasarkan golongan etnis.
Golongan etnis Eropa mendapatkan prioritas utama, sementara etnis lainnya pada
prioritas berikut bahkan diabaikan, terutama perumahan rakyat. Kondisi fisik
lingkungan permukiman masyarakat pribumi buruk dan sangat rentan terhadap
merebaknya wabah penyakit dan banyak mendapatkan kritik dari para praktisi
kesehatan dan perencana kota. Pemberlakuan Politik Etis memberi peluang
perbaikan kualitas kehidupan penduduk pribumi.
Sebagai respons terhadap kritik tersebut, Gementee Semarang mengembangkan
program perbaikan perumahan rakyat yang berada di wilayah administrasinya,
salah satunya adalah Kampung Mlaten. Untuk itu, pada tahun 1916 Gementee
Semarang menunjuk Thomas Karsten beserta ahli perencana kota dan kesehatan
lingkungan untuk merencanakan dan membangun perumahan rakyat di Kampung
Mlaten.
Thomas Karsten merencanakan perbaikan Kampung Mlaten berlandaskan pada
prinsip keadilan sosial dan kesehatan lingkungan. Salah satu konsep utama yang
dikembangkan adalah pembagian besaran kaveling dan rumah sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini akan mengkaji respons
Thomas Karsten dalam menanggapi permasalahan permukiman pribumi di
Gementee Semarang, serta gagasan dan pemikirannya dalam perencanaan
perumahan rakyat di Kampung Mlaten.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan historis dan dianalisis secara
diakronik-sinkronik dengan melibatkan lima prosedur, yaitu pengumpulan data,
verifikasi-kritik sumber (baik internal maupun eksternal), penstrukturan data,
penyusunan data (analisis dan sintesis), serta penulisan narasi sejarah tentang
perumahan rakyat di Kampung Mlaten. Data yang dikumpulkan meliputi arsip,
wawancara dengan narasumber, peta, artikel, buku, dokumentasi foto, video.
Hasil penelitian ini berupa narasi historis tentang kontribusi Thomas Karsten
dalam perencanaan permukiman di Hindia Belanda pada umumnya dan
perumahan rakyat di Kampung Mlaten pada khususnya.