digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Chandra Hady Brata
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Chandra Hady Brata
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Chandra Hady Brata
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Chandra Hady Brata
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Chandra Hady Brata
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Chandra Hady Brata
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Grafit, salah satu komponen dari anoda lithium-ion battery (LIB), merupakan critical materials dengan jumlah cadangan di alam yang sedikit. Sebagai pengganti dari natural graphite, grafit sintetis mulai digunakan pada anoda baterai. Salah satu material prekursor yang dapat memproduksi needle coke untuk menghasilkan grafit sintetis dengan konduktivitas yang tinggi adalah coal tar pitch (CTP). CTP merupakan residu dari proses distilasi tar yang merupakan produk sampingan dari pirolisis batu bara. Lignit dengan jumlah yang melimpah di Indonesia, umumnya menghasilkan tar dalam jumlah yang rendah ketika dipirolisis. Limbah plastik dan ban dimanfaatkan sebagai material co-pyrolysis bersama lignit untuk menghasilkan tar yield dan kualitas tar yang lebih tinggi. Dalam studi literatur ini, co-pyrolysis lignit dengan limbah (plastik low-density polyethylene [LDPE], plastik polypropylene [PP], plastik polyethylene terephthalate [PET], dan ban) diteliti pengaruhnya terhadap tar yield dan kualitas dari tar yang dihasilkan. Kualitas tar merujuk pada rasio H/C tar yang rendah, sehingga akan meningkatkan softening temperature CTP dan kualitas anoda. Diperlukan variabel-variabel operasi yang dapat meningkatkan jumlah tar, namun tidak meningkatkan rasio H/C produk tar secara signifikan jika dibandingkan dengan tar hasil pirolisis lignit saja. Studi literatur ini dimulai dengan pengumpulan data dan informasi yang berasal dari buku, jurnal, dan hasil publikasi lainnya yang terkait dengan proses copyrolysis, tar, lignit, plastik, dan ban. Kemudian dilakukan pembahasan mengenai proses co-pyrolysis, pengaruh rasio pencampuran dan temperatur co-pyrolysis terhadap tar yield dan kualitas tar, serta parameter optimum proses untuk menghasilkan tar yield dan kualitas tar yang baik. Kesimpulan dan saran yang tertera diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian atau studi selanjutnya. Hasil ulasan menunjukkan bahwa co-pyrolysis lignit dengan ban, LDPE, atau PP dapat meningkatkan tar yield, sedangkan co-pyrolysis lignit dan PET cenderung menurunkan tar yield karena temperatur degradasi maksimum PET yang rendah. Rasio penambahan limbah ban pada campuran sebesar 50-67 wt% menghasilkan tar yield tertinggi, diikuti dengan rasio penambahan limbah plastik dalam campuran sebesar 50 wt%. Rentang temperatur optimum pada co-pyrolysis lignit dan limbah ban adalah 500-600?, dan 600-700? pada co-pyrolysis lignit dan plastik. Proses co-pyrolysis lignit dan ban dengan rasio pencampuran 1:1, pada temperatur 500?, penggunaan heinze reactor (HR), laju pemanasan 7?/menit, dan waktu pirolisis selama 30 menit ditemukan dapat menghasilkan tar dengan tar yield tertinggi sebesar 31,69 wt% dan kualitas rasio H/C sebesar 1,63. Rasio H/C yang rendah pada tar hasil co-pyrolysis lignit dan ban disebabkan oleh menurunnya jumlah senyawa hidrokarbon non aromatik dibandingkan dengan tar hasil pirolisis lignit.