digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rara Aulia Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rara Aulia Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Banjir adalah peristiwa alam yang sering terjadi termasuk di wilayah Indonesia. Ada banyak faktor penyebab terjadinya banjir seperti perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim serta adanya pengaruh akibat perubahan tutupan lahan. Pertambangan termasuk ke dalam salah satu sektor yang berkontribusi dalam perubahan tutupan lahan. Namun isu terkait tambang sebagai penyebab terjadinya banjir tidak dapat dibenarkan seutuhnya. Karena sewajarnya tambang masih bisa dimanfaatkan termasuk untuk pengendalian banjir. Pemanfaatan lubang tambang dalam pengendalian banjir yaitu dengan memanfaatkan lubang bukaan yang ada terutama void, sebagai wadah penampung air sementara saat banjir. Void ini berfungsi sebagai penahan limpasan untuk waktu tertentu sebelum aliran dilepaskan kembali ke jalur alami, serta membantu dalam memotong debit puncak banjir dengan kuantitas tertentu tergantung kapasitas void. Dalam penelitian ini dilakukan analisis perhitungan debit banjir menggunakan metode hidrograf satuan sintetik nakayasu. Dilakukan analisis perbandingan debit banjir untuk 2 skenario yaitu sebelum dan setelah void dimanfaatkan. Berdasarkan hasil analisis untuk kondisi void yang memiliki kedalaman tampungan mati sebesar 0,7 kali kedalaman maksimum void, maka didapatkan debit banjir pada catchment C1 dengan periode ulang 5 tahun berkurang dari 1028,24 m3/s menjadi 577,44 m3/s (penurunan sebesar 43,84% untuk data harian), dan 1440,32 m3/s menjadi 938,22 m3/s (penurunan sebesar 34,86% untuk data dua-harian) setelah pemanfaatan void. Sedangkan untuk void yang berada di catchment C2, terjadi pengurangan debit dari 1015,07 m3/s menjadi 484,25 m3/s (penurunan sebesar 52,29 % untuk data harian) dan 1386,84 m3/s menjadi 890,38 m3/s (penurunan sebesar 35,8% untuk data dua-harian) setelah pemanfaatan void. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis diketahui pemanfaatan void mampu mengurangi debit puncak banjir yang akan mengalir kembali menuju badan air.