Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Menurut WHO, penyakit tuberkulosis adalah salah satu dari sepuluh
penyebab kematian tertinggi di dunia. Banyaknya kasus tuberkulosis dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah resistensi antibiotik. Kasus multiple drug
resistant telah terjadi pada penyakit tuberkulosis di mana pasien tuberkulosis
dengan resistensi obat ganda tidak dapat diobati dengan setidaknya dua jenis
antibiotik kuat, seperti rifampisin dan isoniazid. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi senyawa antimikroba baru yang diharapkan dapat digunakan sebagai
antibiotik dalam pengobatan tuberkulosis dari jamur Aspergillus flavus yang
diisolasi dari laut Indonesia. Aspergillus flavus asal laut difermentasi selama 30 hari
untuk memperoleh metabolit sekunder jamur tersebut. Media pertumbuhan dan
miselium jamur hasil fermentasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat. Kedua
ekstrak diuji antimikroba dengan metode uji MTT (3-[4,5-dimethylthiazol-2-yl]-2,5
diphenyl tetrazolium bromide) dengan Mycobacterium smegmatis sebagai bakteri
uji. Ekstrak miselium memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik dari pada
ekstrak media pertumbuhan dengan nilai KHM 50 ?g/mL. Ekstrak miselium
difraksinasi dan diuji aktivitas antimikroba dengan uji MTT. Fraksi 2 yang
memiliki aktivitas antimikroba terbaik dipisahkan menjadi beberapa subfraksi
dengan metode KCKT. Semua subfraksi yang terkumpul diuji dengan metode uji
MTT. Sebagian besar subfraksi menunjukkan nilai KHM sebesar 200 ?g/mL.
Subfraksi 2-2 meunjukkan aktivitas antimikroba paling baik dengan nilai KHM 50
?g/mL.