digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Natasha Maureen
PUBLIC yana mulyana

COVER Natasha Maureen
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Natasha Maureen
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Natasha Maureen
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Natasha Maureen
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Natasha Maureen
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Natasha Maureen
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Resistensi mikroba merupakan salah satu tantangan terbesar kesehatan global. Berbagai infeksi akibat mikroba resisten antibiotik mengakibatkan komplikasi dan risiko kematian yang meningkat. Pemakaian antibiotik yang tidak rasional maupun rendahnya kepatuhan pasien mengakibatkan peningkatan berbagai kasus resistensi multi-obat. Banyak penelitian yang saat ini berfokus terhadap penemuan senyawa sumber antibiotik dari bahan alam yang terutama berasal dari laut sebagai alternatif antibiotik lama yang sudah tidak lagi efektif maupun relevan. Keanekaragaman dan diversitas organisme laut berpotensi menjadi sumber baru senyawa bioaktif yang dapat dikembangkan dalam sintesis obat baru. Salah satu fokus dalam beberapa tahun terakhir adalah mikroorganisme jamur endofit yang mampu memproduksi berbagai metabolit sekunder dengan aktivitas farmakologi yang penting dalam bidang farmasi dan kedokteran. Tujuan studi literatur ini adalah mengumpulkan dan menelaah data senyawa bioaktif dari berbagai jamur yang berasal dari laut dan potensi aktivitasnya sebagai agen antimikroba. Sebanyak 47 senyawa metabolit sekunder dengan aktivitas antimikroba dilaporkan diproduksi dari jamur endofit laut (Aspergillus sp., Penicillium sp., Cystobasidium sp., Rigidoporus sp., Grammothele sp., Candida sp., Emericella sp., Stachybotrys sp., Cladosporium sp. Nigrospora sp. dan Microsphaeropsis sp.) yang dikategorikan menjadi metabolit sekunder kelompok benzofenon, fenol, polifenol, kuinon, diterpenoid, makrolida, poliketida, benzo-?-piron, alkaloid, dan lain-lain. Ulasan terdiri dari proses isolasi jamur, fermentasi, ekstraksi senyawa metabolit sekunder, pemisahan dan isolasi senyawa, dan metode uji aktivitas terutama mikrodilusi dan difusi agar. Potensi aktivitas senyawa metabolit sekunder sebagai antimikroba diklasifikasikan berdasarkan nilai KHM dan IC50 menjadi aktivitas kuat, moderat dan lemah secara berturut-turut sebanyak 32, 5, dan 4 senyawa.