ABSTRAK Ingrid Saraswati Tarigan
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ingrid Saraswati Tarigan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penyaliran tambang merupakan salah satu aspek terpenting dalam tambang terbuka karena
memliki hubungan yang erat dengan produktivitas, kondisi kerja, keselamatan, dan lingkungan.
Selama adanya proses penambangan maka akan terbentuk pit-pit berbentuk cekungan,
sehingga air yang masuk ke dalam pit harus dikeluarkan agar produktivitas tidak terganggu.
Pembangunan sarana penyaliran berupa sumuran dan sistem pemompaan akan membantu
mengeluarkan air dari dalam pit. Air yang keluar dari proses penambangan juga harus
memenuhi baku mutu air sebelum dialirkan kembali ke badan perairan alami, maka diperlukan
pembuatan kolam pengendap untuk menjaga baku mutu air tersebut sebelum dimanfaatkan
lebih lanjut oleh populasi di lingkungan sekitar.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan harian dari tahun 2013-2019.
Evaluasi hidrologi pada area ini dilakukan dengan menghitung nilai intensitas hujan rencana
dengan menggunakan metode Mononobe. Perhitungan sumuran dan kolam pengendap
menggunakan rumus kesetimbangan air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah kajian memiliki intensitas curah hujan sebesar
35,82 mm/jam. Untuk mengatasi masalah penyaliran, perlu dibuat sumuran sebanyak 2 buah.
Sumuran X memiliki ukuran 18 x 17 m, sementara sumuran Y memiliki ukuran 15 x 13 m.
Untuk membawa air dari sumuran ke kolam pengendap digunakan pompa Multiflo 290.
Jumlah pompa pada sumuran X sebanyak 2 buah, sementara pada sumuran Y sebanyak 4
buah. Air dari disposal dan pompa pada sumuran X akan masuk ke kolam retensi yang
selanjutnya dialirkan ke kolam pengendap 1. Kolam retensi dibuat untuk mengatur debit,
dengan ukuran 70 x 59 m. Kolam pengendap 1 dibuat untuk menampung volume sebesar 3600
m3, dengan ukuran 20 x 18 m tiap kompartmentnya. Air dari pompa pada sumuran Y akan
masuk ke kolam pengendap 2. Kolam pengendap 2 dibuat untuk menampung volume sebesar
7200 m3, dengan ukuran 60 x 26 m.