digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vania Patricia Winarto H
PUBLIC Alice Diniarti

Saat ini, banyak perusahaan sudah mulai menginisiasi produksi ke arah industri 4.0. Sejumlah 328 perusahaan manufaktur di Indonesia sudah mengikuti penilaian Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Dalam rangka berpartisipasi pada program pemerintah ini, PT Dirgantara Indonesia membuat roadmap PT Dirgantara Indonesia 4.0 dan satu bagian dari roadmap tersebut merupakan analisis kondisi proses produksi. Dari analisis tersebut, ditemukan bahwa dural line akan mengalami overload mulai tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya. Overload dihasilkan dari demand yang sudah melebihi kapasitas. Pengurangan lead time dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini. Lead time dapat dikurangi dengan mengurangi waste. Waste yang saat ini ada pada proses produksi di dural line adalah motion dan defect. Proses pengendalian crane berperan besar dalam waste tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus pada pengendalian crane. Kebanyakan waste yang dideteksi merupakan human error yang dapat diatasi dengan otomasi. Metode yang digunakan untuk penelitian ini disebut steps to engineering design. Metode ini merupakan sebuah tahapan yang memperhatikan elemen design for six sigma. Tahapan metode ini terdiri dari define the problem, generate alternative concepts, evaluate and select a concept, detail the design, design defense, manufacturing and testing, evaluation of performance, dan preparing the final design report. Metodologi ini lebih lanjut disesuaikan pada bagian desain untuk perancangan sistem otomasi crane. Proses penelitian dimulai dari wawancara dengan pihak PT Dirgantara Indonesia yang menghasilkan requirement sebagai arahan perancangan. Proses ini dilanjutkan ke perancangan alternatif dan pemilihan alternatif yang menghasilkan satu ide final yaitu penggunaan programmable logic controller (PLC) dan human machine interface (HMI). Alternatif tersebut terdiri tingkatan otomasi berbeda yaitu sistem otomatis, semiotomatis, dan manual untuk mengendalikan crane pada dural line PT Dirgantara Indonesia. Ide tersebut kemudian dirincikan dalam bentuk arsitektur, rincian tambahan device serta kebutuhan data dan logika sistem. Design PLC dan HMI kemudian dilakukan dengan menggunakan TIA Portal. Terakhir, simulasi dilaksanakan dengan menggunakan bantuan TIA Portal, PLC SIM, dan Factory IO. Penggunaan rancangan ini dapat membantu perusahaan dalam segi teknis otomasi crane dural line. Setelah penerapan perancangan, perusahaan dapat mengurangi lead time dan faktor-faktor lain seperti kemungkinan operator terkena chemical secara langsung.