digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zahrah Alfirdaus
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Zahrah Alfirdaus
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pra-Rancangan Industri Pengolahan Kopi Arabika fullwash dengan fermentasi kering dan pengeringan efek rumah kaca. Pra-Rancangan ini dibimbing oleh Dr. Rijanti Rahaju Maulani dan Dr. Aos. Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari Ethiopia. Jenis kopi yang pertama kali ditemukan adalah jenis kopi arabika (Anshori, 2014). Kopi Arabika memiliki cita rasa yang khas serta mengandung kafein lebih rendah dibandingkan jenis kopi lainnya, sehingga kopi arabika menguasai 70% pasar dunia. Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Indonesia kini merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan sumbangan devisa negara mencapai USD 579,98 juta pada tahun 2018 (Komisi Pengawasan Persaingan Usaha, 2020). Devisa tersebut diperoleh dari ekspor biji kopi sebanyak 27.961 ton dan meningkat pada tahun 2019 menjadi 359.052 ton. Volume produksi secara keseluruhan mencapai 359.052 ton, dimana 19.893 ton berasal dari Jawa Barat (Badan Pusat Statistik, 2020). Kopi yang dihasilkan di Jawa Barat dikenal dengan nama kopi Arabica Java Preanger yang sudah terkenal mendunia sejak abad 18. Kopi tersebut memiliki rasa yang khas, gurih, lembut, bulat dan tidak membosankan. Dengan demikian, kopi tersebut selalu dicari oleh para penikmat kopi dunia (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis, 2012). Luas areal potensial untuk budi daya kopi secara keseluruhan sekitar 43.657 hektar terdiri dari lahan budi daya rakyat adalah 43.384 hektar dan hutan lindung seluas 163.945,70 hektar (Badan Pusat Statistik, 2020). Biji kopi arabika java preanger memiliki kualitas yang baik karena tumbuh di dataran tinggi. Kopi yang tumbuh pada dataran tinggi cenderung memiliki kualitas lebih baik, hal ini karena pada dataran tinggi, suhu rendah dapat memperlambat proses kematangan kopi, sehingga kopi yang di panen lebih sempurna. Selain itu salah satu tahapan penting pada produksi kopi adalah proses pascapanen. Proses pascapanen yang tepat dapat meningkatkan kualitas cita rasa pada biji kopi arabika. Green bean yang di produksi di CV. Kopi Priangan Unggul diolah menggunakan metode fullwash dan dirancang dengan menerapkan teknologi fermentasi kering dan penggunaan Efek Rumah Kaca. Metode fullwash cukup banyak digunakan oleh petani di Indonesia, selain karena waktu pengerjaan yang singkat, kopi yang dihasilkan pun tetap memiliki kualitas yang baik. Teknologi fermentasi kering dapat menghasilkan kualitas green bean kopi arabika yang baik dan dapat mengurangi volume ruang fermentasi, penggunaaan air, serta limbah air hasil fermentasi. Teknologi Efek Rumah Kaca dapat melindungi biji kopi dari pengaruh cuaca yang sering berubah-ubah, dimana penjemuran Efek Rumah Kaca dilakukan dalam ruangan yang dapat memerangkap dan meningkatkan energi panas, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengeringkan biji kopi akan menjadi lebih singkat. Hasil dari analisis Gross Profit Margin diketahui bahwa penerapan teknologi fermentasi kering dan efek rumah kaca dengan produk sampingan berupa essential oil memiliki Gross Profit Margin tertinggi yaitu 31,64%. CV. Kopi Priangan Unggul terletak di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku, karena desa Margamulya merupakan desa penghasil kopi terbesar di Pangalengan. Selain itu, pemilihan lokasi ini bertujuan agar dapat membantu masyarakat setempat dalam segi sosial dan ekonomi. CV. Kopi Priangan Unggul beroperasi setiap hari pada musim panen kopi dan senin-jumat pada selain musim panen kopi. Target kapasitas industri pengolahan biji kopi pada awal penetrasi pasar sebesar 4.000 kg ceri kopi setiap harinya. Dalam satu batch produksi, produk yang dihasilkan berupa 18 kemasan green bean specialty ukuran 5 kg, 3 kemasan green bean specialty ukuran 15 kg, 15 kemasan green bean premium ukuran 5 kg, 9 kemasan green bean premium ukuran 50 kg, 8 kemasan green bean komersil dengan ukuran 20 kg dan 2 buah essential oil dengan ukuran 30 mL. Green bean specialty ukuran 5 kg dijual dengan harga Rp.500.000,00 per kemasan dan ukuran 15 kg dijual dengan harga Rp. 1.425.000,00 per kemasan. Produk ini di jual dengan sistem pemasaran business to business dengan target pasar coffee shop, pabrik pengolahan kopi, pabrik kopi instant dan supermarket. Produk ini sudah terjamin kualitas dan keamanan nya karena menerapkan sertifikasi Mutu Barang Agro, Sertifikasi Halal, SSOP, GMP dan HACCP. CV. Kopi Priangan Unggul memiliki 44 pegawai, dengan 18 pegawai merupakan pegawai musiman. Investasi awal yang dibutuhkan untuk CV. Kopi Priangan Unggul adalah Rp3.595.000.600,00. Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period dan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). Analisis kelakayan investasi pada industri ini diproyeksikan selama 5 tahun dan layak dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp3.223.387.905,39, IRR sebesar 33,26%, B/C ratio sebesar 2,34 dan mencapai Payback Period terjadi setelah 4 tahun 6 bulan beroperasi.