Industri batik Indonesia sedang mengalami perubahan yang berorientasi pada teknologi,
yaitu pemanfaatan strategi pemasaran media sosial dan digital textile print. Konsumen
berpendapat bahwa hal itu mengancam kelestarian budaya batik tradisional dan mengubah
kualitas asli dan alur cerita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
modernisasi teknologi industri batik terhadap rantai keterlibatan, sikap, dan loyalitas konsumen.
Data yang diperiksa dikumpulkan akan membantu meningkatkan kesadaran dan tindakan yang
diambil dari berbagai pemangku kepentingan untuk pada akhirnya membantu melestarikan dan
melindungi seni sakral dan bisnis batik Indonesia.
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara semi terstruktur alami dengan
konsumen batik Jakarta yang kredibel untuk mewakili pengumpulan data primer deskriptif,
sedangkan data sekunder yang diperoleh dari jurnal dan artikel peer-review online semuanya
dianalisis menggunakan metode analisis isi.
Temuan menyiratkan bahwa pemasaran media sosial dan teknologi cetak tekstil digital
memiliki pengaruh kognitif yang sangat efektif terhadap rantai keterlibatan segmen pasar batik
yang hidup berdampingan. Mereka lebih cenderung terlibat dengan influencer online dan
komunitas antusias karena mengkatalisasi keterikatan emosional dengan merek sehingga
mempengaruhi keputusan pembelian. Kedua segmen tersebut masih lebih menyukai produk
‘handmade’ namun ada juga yang berempati terhadap kondisi digital printing
Perpustakaan Digital ITB