digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus B. Miq) adalah tanaman terna tahunan yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang dapat mengatasi penyakit pada sistem urinaria. Produksi daun kumis sebayak 50 ton daun segar/tahun sementara permintaan pasar lokal sebanyak 20-40 ton daun kering/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kumis kucing berpotensi besar dalam industri obat sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan biomassa tanaman diantaranya dengan menggunakan dosis terbaik PGPR dan pupuk anorganik. Penelitian ini dilakukan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) 2 faktor dengan 12 perlakuan dan 3 pengulangan pada lahan di Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan hasil dianalisis di Laboratorium SITH pada Oktober 2020 hingga Maret 2021. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dosis terbaik untuk pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah buku dengan perlakuan 0% PGPR dan 100% pupuk anorganik, sedangkan untuk memperoleh dosis terbaik untuk pertambahan jumlah daun, perluasan daun, dan peningkatan kadar asam rosmarinat daun dengan perlakuan 0% PGPR dan 50% pupuk anorganik.