digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Bisnis Jasa transportasi menuju airport sangat berkembang di Bandung, hal ini di tunjukan dengan banyaknya pemain yang bermain di pasar ini. Maraknya bisnis ini berawal dari pengoprasian tol Cipularag dan low fare airlines. Ada 2 jenis pemain yang bermain, yang pertama adalah perusahaan travel dengan armada mobil/mini bus, yang kedua adalah perusahaan oto bus. Ada 6 perusahaan travel yang cukup besar bermain di pasar ini seperti, Cipaganti Travel, Buah Batu Travel, Trijaya Travel, Budi Jaya travel, X-Trans travel, Revin travel, dan satu perusahaan oto bus Primajasa. Sebagian besar pemain pasar berpendapat bahwa pilihan konsumen ditentukan oleh faktor harga dan system keberangkatan. Namun bila dilihat lebih lanjut bukan hanya faktor tersebut yang merupakan alasan mengapa suatu jasa airport travel digunakan. Berdasarkan tesis yang di tulis Prasojo (2007), ada faktor lainnya seperti pelayaan, fasilitas kendaraan, karyawan, reservasi tiket, dan Jaminan yang dapat membentuk citra suatu airport travel. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap para pemain dalan jasa transportasi menuju airport berdasarkan seluruh atribut seperti system keberangkatan, pelayaan, fasilitas kendaraan, karyawan, reservasi tiket, dan Jaminan. Persepsi konsumen akan terlihat melalui peta positioning yang berbasis multi atribut. Peta ini dapat digunakan sebagi alat analisa dan evaluasi bagi para pemain. Karena peta ini menunjukan kedudukan para pemain dibenak konsumen berdasar pada atribut apa saja yang menjadi keunggulan, pemain terdekat yang menjadi competitor, dan memperlihatkan pemain lain yang ada dipasar dengan atribut keunggulan yang mereka miliki. Step pembentukan positioning Walker et al. (2003), digunakan sebagai framework pemecahan masalah dan dalam pengolahannya di gunakan Metoda Multidimensional Scalling atau MDS. Dari step tersebut akan dihasilkan sebuah perceptual mapping, analisa positioning, dan area preferensi yang mendeskripsikan perepsi konsumen terhadap para pemain. Berdasarkan hasil penelitian, maka di dapat perceptual mapping yang menunjukan 3 persebaran area. Setiap area merepresentasikan perbedaan dalam karakteristik pemain berdasarkan atributnya. Area 1 memiliki karakter yang kuat dalam aspek service seperti, pelayanan, karyawan, reservasi tiket, dan ditempati oleh Buah Batu, Revin, dan Xtrans. Area 1 adalah area yang paling padat ditempati oleh para pemain. Itu artinya level persaingan yang ada pada area ini cukup tinggi. Area 2 memiliki aspek keamanan yang kuat, melalui atributes jaminan, dan Cipaganti sebagai satusatunya pemain yang menempati area ini. Area yang terakhir adalah area 3 yang memiliki karakter yang kuat dalam aspek operasional seperti, fasilitas kendaraan, sistem keberangkatan, dan dan ditempati oleh Trijaya, Budijaya. Area ini merupakan area yang memiliki jarak terjauh terhadap area lainnya.