digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP ERNI AMALIA LIBRIANI 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP ERNI AMALIA LIBRIANI 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP ERNI AMALIA LIBRIANI 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP ERNI AMALIA LIBRIANI 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP ERNI AMALIA LIBRIANI 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP ERNI AMALIA LIBRIANI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Pijat refleksi telah menjadi pilihan gaya hidup sehat masyarakat Jakarta sejak beberapa tahun yang lalu. Pada awalnya pijat refleksi dipandang sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif dan hanya tersedia di klinik pengobatan sinshe. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi value migration, dimana pijat refleksi kini lebih mengarah ke manfaat relaksasi tubuh. Perkembangannya di Jakarta pun kian menjamur, hampir di setiap pusat perbelanjaan terdapat lebih dari satu buah klinik pijat refleksi. Hingga saat ini, perkembangan klinik pijat refleksi di Bandung belum marak, khususnya di pusat perbelanjaan. Melihat kesempatan ini, Shirley Joan, pemilik Pure Reflexology, sebuah klinik pijat refleksi yang berada di Mega Bekasi Hypermall sejak tahun 2003, merencanakan untuk membuka cabangnya yang pertama di Bandung Supermall (BSM). Tantangan bisnis yang dihadapi Pure Reflexology adalah pertama, menjadikan pijat refleksi sebagai pilihan gaya hidup sehat masyarakat Bandung; kedua, menjadikan pijat refleksi lebih diminati kaum wanita; dan ketiga, menyusun konsep pemasaran yang sesuai preferensi kalangan menengah atas.