digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jhon Victor Siahaan
PUBLIC Suharsiyah

2014 TA PP JHON VICTOR SIAHAAN 1.pdf?
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan

Metode pengangkatan buatan berupa gas lift adalah metode yang banyak digunakan di lapangan minyak karena cocok untuk berbagai kondisi reservoir dan sumur. Gas lift dapat diterapkan pada sumur Pwf tinggi dengan productivity index besar atau rendah, atau pada sumur Pwf rendah dengan productivity index tinggi atau rendah. Selain continuous dan intermittent gas lift (conventional gas lift), terdapat juga metode pengangkatan in-situ gas lift atau natural gas lift atau auto gas lift. In situ gas lift adalah sistem pengangkatan buatan sumur minyak dengan memanfaatkan gas yang berasal dari formasi/zona gas pada formasi sebagai gas injeksi. Sistem pengangkatan buatan berupa gas lift baik conventional gas lift atau in situ gas lift memiliki prinsip yang sama yaitu mengurangi gradient tekanan alir liquid pada sumur sehingga dapat meningkatkan laju produksi liquid atau membantu fluida yang tidak dapat mengalir secara alami sehingga dapat mengalir. Kelebihan in-situ gas lift yang paling utama dibandingkan conventional gas lift adalah investasi in-situ gas lift lebih kecil karena tidak menggunakan kompresor untuk menginjeksi gas dari permukaan melalui anulus ke dalam tubing. Gas yang dialirkan kedalam tubing dapat berasal dari zona gas yang letaknya di atas atau di bawah zona minyak. Maka dari itu, pengangkatan buatan ini disebut in – situ gas lift. Pada studi ini, sistem in situ gas lift didesain pada suatu sumur di sebuah reservoir sintetik bertekanan rendah. Model reservoir dibuat menggunkan piranti lunak PETREL RE. Reservoir memiliki zona gas dan zona minyak di bawah zona gas. Reservoir sintetik yang dibuat memiliki ketebalan 100 ft dengan kedalaman top reservoir dan bottom reservoir sebesar 3000 ft dan 3100 ft secara berurutan. Reservoir tersebut bertekanan rendah yaitu 1000 psi dengan productivity index sebesar 2.6 STB/d/psi. Sebelum in-situ gas lift di lakukan, menggunakan data-data reservoir dan sumur akan ditentukan laju optimum minyak pada ukuran diameter dalam tubing 2.441 in. Untuk mengetahui laju optimum dibuat gabungan kurva TPR dan IPR menggunakan piranti lunak PROSPER IPM. Laju optimum tanpa in-situ gas lift adalah sebesar 406 STB/D pada tekanan alir lubang sumur sebesar 830 psi. AOF yang dimiliki sumur adalah sebesar 1441 STB/D sehingga ada kemungkinan untuk meningkatakan laju optimum sumur tersebut menggunakan in situ gas lift. Parameter yang penting dalam mengoptimasi sumur gas lift adalah GLR. Dengan sensitivitas GLR diperoleh nilai GLR optimum sebesar 600 SCF/STB yang meningkatakan laju produksi optimum menjadi 983 STB/D dengan tekanan alir lubang sumur sebesar 518 psi. Untuk mendapatkan GLR tersebut dibutuhkan laju alir gas ke dalam tubing sebesar 458 MSCF/D. Untuk menjaga aliran gas dari formasi ke tubing agar memberikan nilai GLR optimum perlu menggunakan downhole valve. Diameter valve SSD hasil perhitungan adalah 1/16 in . Dengan simulasi produksi secara terintegrasi dari reservoir hingga kepala sumur, kasus in-situ gas lift terbukti meningkatkan produksi zona minyak secara signifikan dibandingkan kasus natural flow.