erpustakaan umum saat ini merupakan tempat yang paling tidak disukai masyarakat untuk
dikunjungi untuk waktu senggang. Akibat revolusi digital dan kesan perpustakaan yang cenderung
formal, serius, dan tertutup, bangunan perpustakaan mulai kehilangan relevansi di masyarakat.
Sebagai respon terhadap ini, di zaman ini tipologi perpustakaan banyak mengalami perkembangan
fungsi menjadi pusat komunitas untuk belejar bersama dan berinteraksi sosial, sehingga memiliki
potensi menjadi ruang ketiga yang ideal.
Proyek ini adalah suatu usaha menanggapi perkembangan tersebut dengan memanfaatkan
potensi perpustakaan sebagai ruang ketiga, sehingga perpustakaan dapat hidup kembali sebagai pusat
kegiatan masyarakat. Proyek berupa perpustakaan umum tingkat kecamatan yang berlokasi di
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat lainnya seperti fasilitas
umum dan sosial serta area hunian. Untuk menerapkan konsep ruang ketiga, desain perpustakaan
didasarkan pada ciri-ciri ruang ketiga menurut Oldenburg. Ciri-ciri tersebut diterjemahkan ke dalam
ranah arsitektural untuk mendapatkan persoalan yang menjadi titik fokus pada perancangan, yaitu
antara lain sebagai berikut; interaksi sosial dan pembentukan komunitas, citra menarik, ramah, dan
low profile, aksesibilitas dan akomodasi baik bagi seluruh kalangan masyarakat, serta kenyamanan
pengguna.
Dalam desain perpustakaan, citra menarik dan ramah dicapai dengan gubahan massa
perpustakaan yang terbagi menjadi tiga dengan tinggi yang bervariasi, dan dengan fasad kaca yang
memperlihatkan aktivitas di dalamnya. Citra low profile dicapai dengan tinggi bangunan yang dibuat
hanya 1 lantai sehingga tidak terkesan terlalu megah. Agar dapat mendukung interaksi sosial dan
pembentukan komunitas, terdapat banyak fungsi komunitas dalam perpustakaan dengan tata letak
furnitur disusun secara sosiopetal. Agar memiliki aksesibilitas dan akomodasi yang baik, perpustakaan
menerapkan prinsip desain universal dan terintegrasi dengan unsur alam seperti penghijauan dan air
untuk mendukung relaksasi pengunjung. Kenyamanan perpustakaan dicapai dengan pencahayaan
alami, penghawaan buatan sesuai persyaratan perpustakaan, serta organisasi fungsi ruang
berdasarkan tingkat kebisingan yang dibutuhkan dan dihasilkan.