digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Siola Josephine Hartiono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Proyek pembangunan Hotel dan Convention Center yang berlokasi di Kuningan, Jakarta yang mengakibatkan perubahan tata guna lahan membutuhkan perencanaan drainase berwawasan lingkungan (ekodrainase). Prinsip ekodrainase sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 yang mengharuskan bangunan tidak mengakibatkan bertambahnya debit air ke saluran drainase atau sistem aliran sungai (zero delta Q). Sistem drainase kawasan diwujudkan melalui subsistem tampungan, resapan, manfaat, dan aliran (TRMA) kelebihan air menggunakan subreservoir air hujan, green roof, dan porous pavement untuk kemudian dimanfaatkan sebagai pasokan air bersih bangunan hotel. Perubahan tata guna lahan pada lokasi proyek yang ditandai dengan kenaikan koefisien pengaliran permukaan dari yang sebelumnya 0,15 (lahan kosong berumput) menjadi 0,46. Sistem drainase dirancang dengan metode rasional menggunakan curah hujan dengan fungsi probabilitas Log- Pearson III periode ulang 2 tahun sebesar 145,118 mm. Desain sistem drainase direncanakan mendekati nilai debit rencana sebelum pembangunan yaitu 0,063 m3/s. Kolam tampung dianalisis mampu mencapai kapasitas operasionalnya sebesar 651 m3 pada durasi hujan (td) = 30 menit agar mampu mencukupi kebutuhan air harian hotel sebesar 457,08 m3/hari. Dengan adanya sistem pemanenan air hujan, debit yang dialirkan menuju saluran perkotaan hanya sebesar 0,044 m3/s, lebih kecil dari debit rencana sehingga prinsip zero delta Q tercapai.