digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konsep TOD dikembangkan dengan mengintegrasikan guna lahan dan transportasi melalui penyediaan kawasan mixed-used dengan kepadatan tinggi di sekitar nodes transit melalui kemudahan konektifitas dengan berjalan kaki dan bersepeda. Konsentrasi aktivitas di sekitar nodes dapat menjadi sebuah kelemahan pasca terjadinya pandemi Covid-19. Pandemi yang menganjurkan physical distancing membuat sumber daya ruang menjadi penting pada Kawasan TOD. Intervensi pada koridor sekunder kawasan TOD seperti trotoar penting untuk dilakukan guna meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan seluruh jaringan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk merumuskan rekomendasi pengembangan jalur pejalan kaki di sekitar Kawasan TOD untuk menghadapi kehidupan pasca pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan membuat standar pengembangan jalur pejalan kaki di Kawasan TOD pasca pandemi Covid-19 di Indonesia. Untuk mencapai tujuan, dilakukan pengumpulan data melalui observasi dan kuesioner perbandingan yang diolah menggunakan Analisis AHP untuk mengetahui bobot standar yang di buat, dan analisis deskriptif kualitatif, analisis spasial, dan analisis kesiapan infrastruktur untuk mengetahui kesiapan infrastruktur pejalan kaki eksisting pada studi kasus. Hasil studi menunjukkan, kesiapan dari segi infrastruktur fisik di sekitar Kawasan TOD Dukuh Atas berada pada skala reseptif dengan nilai 62% dan Kawasan TOD Lebak Bulus dalam skala siap dengan nilai 54% serta kesiapan dari segi kebijakan berada pada skala siap dengan nilai 52,3%. Nilai tersebut berarti infrastruktur pejalan fisik pejalan kaki dan kebijakan telah reseptif/siap dalam mendukung kehidupan pasca pandemi Covid-19 namun masih mengalami permasalahan dalam pengimplementasian nya. Rekomendasi dari penelitian ini adalah percepatan rencana revitalisasi trotoar dan pembentukan rencana induk trotoar sehingga keberlanjutan pembangunan terus berlangsung, serta penerapan kebijakan yang menguntungkan pejalan kaki seperti pelebaran jalur pejalan kaki darurat.