Guna mendukung Bandara Radin Inten II sebagai Bandara Internasional, pada
tahun 2018 Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Lampung
berencana merealisasikan pembangunan Kereta Api Bandara melalui
pengembangan Stasiun Kereta Api Bandara dengan target operasi tahun 2022.
Kereta api dipilih sebagai moda pendukung Bandara Radin Inten II karena memiliki
keunggulan dalam kapasitas angkut, hemat energi, keamanan, ramah lingkungan,
serta efisien dalam waktu tempuh bila dibandingkan dengan moda transportasi jalan
raya. Berdasarkan survei lalu lintas harian rata-rata menunjukkan sebanyak 118.653
kendaraan melintas sepanjang jalan menuju Bandara Radin Inten II. Jika arus lalu
lintas tidak dialihkan ke jalur lain maka akan menimbulkan kemacetan di masa
mendatang. Saat ini moda transportasi umum yang tersedia yakni Taxi dan Bus,
namun kedua moda tersebut tidaklah unggul dari segi tarif maupun waktu tempuh,
sehingga jika nantinya ada moda alternatif baru menuju bandara yakni Kereta Api,
maka penelitian ini bertujuan mengetahui probabilitas pemilihan Kereta Api
Bandara sebagai moda transportasi menuju Bandara Radin Inten II. Penelitian ini
menggunakan Multinomial Logit dengan Biogeme 2.6 dan Uji Sensitivitas. Model
Multinomial Logit menghasilkan probabilitas pemilihan moda Kereta Api Bandara
sebesar 54%. Strategi yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan penggunaan
Kereta Api Bandara yakni menurunkan tarif Kereta Api Bandara dengan tiket
diskon khusus weekdays, atau dengan railway airport member card dengan
potongan sebesar 10%, selanjutnya menaikkan tarif toll guna membatasi
penggunaan kendaraan pribadi serta menerapkan tarif parkir progresif semahal
mungkin di Bandara Radin Inten II, selain itu perbaikkan feeder menuju Stasiun
Tanjungkarang pun perlu dilakukan untuk menangkap demand individu yang
tinggal jauh dari stasiun kereta api.