digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lutfi Vidi Fadilah
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Lutfi Vidi Fadilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Lutfi Vidi Fadilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Lutfi Vidi Fadilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Lutfi Vidi Fadilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Lutfi Vidi Fadilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Lutfi Vidi Fadilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebutuhan terhadap logam nikel di dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Produksi logam nikel sebagian besar masih berasal dari sumber primer, yaitu bijih nikel yang ditambang dan termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Proses ekstraksi nikel dari sumber sekunder terus diteliti dan dikembangkan dan menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan nikel baik logam maupun senyawanya. Salah satu sumber sekunder nikel yang dapat dimanfaatkan adalah katalis bekas untuk proses pemurnian minyak bumi dengan kandungan nikel sebesar 10-25%. Pada penelitian ini dipelajari performa pelindian katalis bekas yang digunakan dalam proses pemurnian minyak PT. Pertamina dalam larutan asam sulfat yang dilanjutkan dengan proses ekstraksi pelarut dengan menggunakan Cyanex 272 dan presipitasi produk berupa nikel hidroksida. Rancangan dan kondisi optimum percobaan pelindian ditentukan dengan menggunakan Metode Taguchi. Data percobaan pelindian juga dianalisis dengan menggunakan Metode ANOVA untuk menentukan signifikansi pengaruh dan kontribusi variabel pelindian terhadap persen ekstraksi nikel dan besi. Aktivitas penelitian diawali dengan proses preparasi, sampling, dan karakterisasi sampel katalis bekas. Percobaan pelindian dirancang dengan menggunakan matriks ortogonal Taguchi L9 (34). Terdapat 4 variabel yang diuji, yaitu konsentrasi asam, waktu pelindian, suhu pelindian, dan nisbah padat-cair dengan 3 level variasi pada masing-masing variabel. Larutan hasil pelindian pada kondisi optimum dilakukan proses ekstraksi pelarut dengan Cyanex 272 20% yang diencerkan dalam diluen kerosin pada suhu 30oC, nisbah volume larutan aqueous terhadap volume larutan organik (A/O) 1/1, pH 2 selama 15 menit. Presipitasi nikel hidroksida dilakukan dari larutan raffinat dengan menggunakan MgO 20% (w/w) sebagai agen penetralisasi. Presipitasi dilakukan pada pH 7 dan suhu 50oC selama 1 jam. Konsentrasi Ni dan Fe yang masih tersisa dalam larutan diukur dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Semua variabel pelindian memberikan pengaruh signifikan terhadap persen ekstraksi nikel. Variabel dengan kontribusi terbesar adalah konsentrasi asam (42,02%), diikuti oleh nisbah padat-cair (S/L) (27,57%), suhu (20,69%), dan waktu pelindian (5,51%). Kondisi optimum pelindian diperoleh pada konsentrasi asam 2,25 M, waktu pelindian 1 jam, suhu 30oC, dan nisbah S/L sebesar 1/10 (g/ml) dengan persen ekstraksi Ni dan Fe masing-masing 99,32% dan 93,36%. Pada tahap ekstraksi pelarut diperoleh persen ekstraksi Fe dan Ni masing-masing 89,35% dan 3,43%. Pada tahap presipitasi diperoleh persen presipitasi Ni dan Fe masing-masing 99,07% dan 12,46%. Produk nikel hidroksida memiliki kandungan Ni 59,78%, Fe 0,2%, Mn 0,18%, Cr 0,99%, dan Mg 1,02% serta kemurnian Ni(OH)2 94,49%.