digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jihan Khalida Zia
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sampah makanan merupakan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan di dunia. Metode pengolahan sampah makanan yang banyak dikembangkan salah satunya menggunakan larva Black Soldier Fly (Hermetia illucens). Larva BSF mampu mengubah sampah organik menjadi biomassa, memperbaiki aerasi, menghasilkan enzim pendegradasi senyawa organik, serta mempengaruhi komposisi mikroba dalam proses pengomposan sampah. Namun masih terdapat kesenjangan pengetahuan mengenai hubungan BSF larva dan mikroorganisme pada proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan menentukan profil komunitas bakteri dan jamur pada sampel air lindi dan sampah padat hasil pengolahan dengan larva BSF. Dua jenis sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu air lindi (Cair) dan sampah padat (Padat) yang berasal dari sampah makanan yang dilakukan pengomposan menggunakan larva BSF. Untuk mengetahui profil komunitas mikroba pada sampah makanan hasil pengolahan dengan larva BSF dilakukan penelitian dengan pendekatan metagenomik. Analisis metagenomik dilakukan terhadap sekuens 16S rRNA (V3V4) dan ITS (ITS2) yang merupakan sekuens marka mikroorganisme, bakteri dan jamur yang memiliki peran paling besar dalam proses pengomposan. Sampel DNA disekuensing menggunakan Next Generation Sequencing (NGS) menghasilkan 690934 reads pada sekuens 16S rRNA dan 963708 reads pada sekuens ITS. Preprocessing sekuens 16S rRNA dan ITS dilakukan menggunakan software Mothur v.1.42.3 dan visualisasi menggunakan software R v.4.0.3 dengan packages “phyloseq”, “vegan”, dan “ggplot2”. Hasil kelimpahan relatif menunjukkan kelimpahan bakteri pada sampel air lindi didominasi oleh genus Pseudomonas(40,7%), sedangkan pada sampel sampah padat didominasi oleh genus Rhodopirellula(29,6%) dari filum Planctomycetes yang banyak berperan dalam siklus nitrogen dan karbon. Kebanyakan Pseudomonas memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai sumber daya dan habitat sehingga Pseudomonas sering dicirikan memiliki relung yang luas. Pada sampel air lindi, kelimpahan relatif fungi didominasi oleh genus Aspergillus(52,5%), sampel sampah padat juga didominasi oleh genus Aspergillus(64,3%) yang merupakan genus fungi yang umum ditemukan pada proses pengomposan. Analisis alpha diversity bakteri menggunakan indeks Shannon menunjukkan nilai sebesar 2.08 untuk sampel air lindi dan 4,05 untuk sampel sampah padat. Indeks Shannon untuk keragaman fungi menunjukkan nilai 2,86 pada sampel air lindi dan 2,25 pada sampel sampah padat. Namun, dari hasil analisis alpha diversity pada masing-masing sampel belum bisa merepresentasikan keragaman mikroorganisme sepenuhnya dari air lindi dan sampah padat hasil pengolahan dengan larva BSF. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui peran metabolisme mikroorganisme pada proses pengomposan dengan larva BSF serta memperhatikan ukuran sampel yang digunakan dan parameter lingkungan.