Seiring penggunaan platform belanja online menjadi semakin penting bagi masyarakat saat ini, merek
mode mewah terdorong untuk mengadopsi penjualan online sebagai saluran distribusi mereka, terutama
dalam mengadopsi pemasaran media sosial melalui platform Instagram. Hal ini disebabkan media sosial
memberikan peluang kepada merek mode mewah untuk menjangkau pasar yang lebih luas tanpa jarak
dan waktu, serta membantu mereka menarik generasi muda yang secara signifikan berdampak pada
peningkatan laba dan penjualan. Namun, penggunaan media sosial membawa dilema dan keraguan bagi
merek mode mewah disebabkan perbedaan karakteristik di antara mereka. Selain itu, kurangnya
penelitian yang membahas bagaimana seharusnya merek mode mewah menggunakan Instagram dalam
mengelola hubungan pelanggan dan ekuitas pelanggan mereka. Menanggapi situasi ini, penelitian ini
dilakukan untuk menilai pengaruh Instagram dalam membangun hubungan pelanggan dan ekuitas
pelanggan, yang pada akhirnya, meningkatkan niat pembelian. Pendekatan kuantitatif melalui metode
kuesioner-survei dilakukan dalam mengumpulkan 300 partisipan online, dimana partisipan pernah
membeli produk dan mengikuti Instagram merek mode mewah dari Merek Gucci, CHANEL, Louis
Vuitton, dan Dior. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan statistik deskriptif, MANOVASPSS,
dan PLS-SEM. Hasilnya, penelitian ini dapat menjawab dilema penggunaan media sosial dimana
dua atribut dari pemasaran media sosial berdampak signifikan dalam membangun hubungan pelanggan
dan pendorong ekuitas pelanggan, seperti ekuitas nilai, ekuitas merek, dan ekuitas hubungan. Ditambah
lagi, hasil menunjukan niat pembelian secara signifikan dipengaruhi oleh hubungan pelanggan, ekuitas
merek, dan ekuitas hubungan. Oleh karena itu, temuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi merek
mode mewah dalam memaksimalkan penggunaan Instagram sekaligus menyampaikan nilai kemewahan
kepada pasar.
Perpustakaan Digital ITB