digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB1 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode geofisika yang menggambarkan kondisi di bawah permukaan tanah. Metode GPR memanfaatkan pantulan dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh bagian transmitter dan diterima oleh bagian receiver. Metode ini menggunakan parameter permitivitas listrik dan kecepatan rambat gelombang pada suatu material untuk menunjukkan pencitraan kondisi di bawah permukaan tanah. Metode GPR dapat diaplikasikan untuk menentukan lokasi suatu struktur di bawah tanah dalam pembangunan suatu konstruksi. Wisma BNI sedang merencanakan pembangunan lanjutan yang membutuhkan lokasi tiang pancang dari gedung tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode GPR dengan menggunakan antena dengan frekuensi 100 MHz dan 250 MHz yang selanjutnya akan dibandingkan hasilnya. Pengolahan dari hasil akuisisi data dilakukan dengan piranti lunak MatGPR dengan beberapa tahapan seperti Dewow Filter, Remove DC, Bandpass Filter, dan Removal Global Background. Pengolahan tahap terakhir adalah mengaplikasikan pendeteksian pinggir. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa lokasi tiang pancang pada tiap lintasan sepanjang 150 cm berada pada daerah 25 – 50 cm dan 100 – 125 cm, serta penggunaan frekuensi 100 MHz memberikan hasil yang lebih jelas untuk interpretasi lokasi tiang pancang