digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andrew Winata
PUBLIC Open In Flipbook Taupik Abidin

Final Project_Andrew Winata.pdf ]
Terbatas  Taupik Abidin
» Gedung UPT Perpustakaan
» SBM

Bisnis fashion memang sudah populer di Indonesia, banyak sekali brand clothing lokal di tanah air , ditunjang dengan semakin banyaknya pembeli dan banyaknya brand clothing. Screamous dan Get-DIRRTY adalah beberapa merek pakaian lokal yang populer. Namun, tidak semua merek pakaian dapat bertahan dan berkembang, salah satunya karena kurangnya kesadaran akan pengetahuan merek. Kurangnya kesadaran merek disebabkan oleh rendahnya kehadiran dalam pemasaran media sosial. Dari celah ini, sangat menarik untuk memahami pengaruh strategi pemasaran media sosial terhadap niat beli. Dengan menggunakan metode regresi linier sederhana, strategi pemasaran media sosial berpengaruh positif terhadap adopsi pemasaran media sosial. Social Commerce, Social Content, Social CRM, dan Social Monitoring menjadi dimensi yang paling signifikan dibandingkan dengan dimensi lainnya. Strategi Social Media Marketing memiliki 85,7% pengaruh positif di Get DIRRTY, dan 58,8% pengaruh positif di Screamous, serta mampu menjelaskan 48,8% terhadap adopsi social media marketing di Get DIRRTY, dan 21,9% di Screamous. Pada gilirannya, pemasaran media sosial juga secara positif mempengaruhi niat beli. Hal ini memiliki hubungan positif yang signifikan sebesar 59,4% pada Get DIRRTY, dan 64,9% pada screamous. Hal ini dapat menjelaskan 43,6% terhadap niat beli pada Get DIRRTY, dan 42,2% pada Screamous yang juga diukur dengan regresi linier sederhana. Sedangkan hasil analisis klaster mendefinisikan calon pelanggan dengan klaster terbesar adalah laki-laki, usia 35-40 tahun, bekerja sebagai pengusaha dan karyawan. Untuk implementasinya, baik Screamous maupun Get DIRRTY harus membangun strategi bisnis berdasarkan dimensi social commerce, content, monitoring, dan CRM. Get DIRRTY dan Screamous harus membuat konten unik yang lebih kreatif dan mengidentifikasi peluang baru. Pada akhirnya, temuan ini dapat menjadi pengetahuan baru, bermanfaat bagi semua brand pakaian lokal di Indonesia untuk meningkatkan pembelian dan kesadaran terhadap brand.