Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sektor informal, termasuk pekerjaan lepas,
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tingkat perekonomian Indonesia dengan
membuka lapangan kerja kepada mereka yang tidak dapat diserap oleh sektor formal.
Memanfaatkan peluang ini, beberapa perusahaan mulai memberikan wadah bagi para pekerja
lepas untuk menjual dan memasarkan layanan mereka secara daring, yang umumnya dikenal
sebagai lokapasar pekerja lepas. Akan tetapi, penetrasi platform tersebut masih rendah di
Indonesia. Meski pasokannya tinggi, konsumen Indonesia masih ragu untuk menggunakan
lokapasar ini sebagai alternatif utama mereka dalam mencari pekerja lepas. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat niat konsumen untuk
menggunakan lokapasar pekerja lepas di Indonesia, berdasarkan kerangka Innovation Resistance
Theory (IRT). Data dikumpulkan dari dengan metode survey terhadap 370 responden melalui
kuesioner daring, yang dianalisis dengan perangkat lunak SmartPLS, dan wawancara, yang
dianalisis dengan metode pengkodean manual dan selektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hambatan penggunaan, nilai, tradisi, dan citra berpengaruh negatif terhadap niat konsumen untuk
menggunakan lokapasar pekerja lepas, kecuali hambatan risiko. Selain itu, pengaruh sosial juga
berpengaruh signifikan terhadap hambatan nilai dan citra. Temuan ini dapat berguna untuk
menyusun strategi bisnis bagi penyedia platform jasa pekerja lepas, dengan menghilangkan
hambatan kritis yang disebutkan dalam penelitian ini.