Lapangan TFH secara geologi terdapat di Cekungan Jawa Timur bagian utara, yang
dibatasi oleh zona sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS) pada bagian
selatan, Central Deep pada bagian timur, dan Palung Tuban (Tuban Trough) pada
bagian barat. Cekungan Jawa Timur merupakan cekungan yang sudah terbukti
menghasilkan hidrokarbon di Indonesia. Sejarah tektonik dari cekungan ini
memberikan kontribusi secara signifikan dalam prospek hidrokarbon serta
tantangan tersendiri dalam pengembangannya. Zona sesar RMKS merupakan zona
deformasi struktur berarah barat-timur dari area Rembang, Madura, Kepulauan
Kangean dan area lepas pantai Sakala, berada pada bagian selatan menjadi kontrol
tektonik utama yang membentuk struktur – struktur di Cekungan Jawa Timur,
khususnya di daerah penelitian. Kompleksitas dari sistem rezim tegasan juga
memberikan tantangan dalam stabilitas pengeboran pada reservoir target.
Penelitian ini akan fokus untuk memberikan analisis yang komprehensif terhadap
parameter geomekanika dalam pengeboran pengembangan lapangan untuk
mengoptimalkan produksi kedepannya. Pemodelan geomekanika dilakukan dengan
mengintegrasikan data geologi, data log, data tekanan (pressure test), dan laporan
akhir pengeboran dari tiga sumur yang telah dibor untuk menghasilkan model
geomekanika.
Hasil analisis dari parameter geomekanika seperti parameter elastisitas batuan,
tekanan pori, tegasan horizontal maksimum (SHmax), dan tegasan horizontal
minimum (Shmin) digunakan untuk menghasilkan model geomekanika bawah
permukaan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi tegasan in-situ yang
memberikan pengaruh pada kestabilan lubang pengeboran. Analisis sensitivitas
pada parameter – parameter geomekanika akan menunjukkan pengaruh utama pada
tegasan in-situ.
Pemodelan geomekanika menunjukkan rezim tegasan di Lapangan TFH adalah
normal (Sv > SHmax > Shmin) dan mendatar (SHmax > Sv > Shmin). Arah dari tegasan
horizontal maksimum adalah timur laut – barat daya dan tegasan horizontal
minimum adalah barat laut – tenggara yang konsisten dengan arah tegasan regional
di area ini. Penggunaan berat lumpur yang direkomendasikan berada pada rentang
10.5 – 11.2 ppg tergantung pada formasinya. Analisis stabilitas pada sesar pada
Formasi Ngrayong dan Tuban menunjukkan pengaruh tekanan lubang yang
berbeda untuk mencapai tegasan kritis (critical stress).
Perpustakaan Digital ITB