COVER Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Nauval Rifdan Hananzah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Light Rail Transit (LRT) Jabodebek merupakan transportasi umum yang
baru di Indonesia. Untuk menjamin keselamatan penumpang, badan kereta LRT
harus memenuhi kriteria pembebanan statik dan dinamik. Regulasi yang digunakan
sebagai acuan pada penelitian ini adalah PM 175 Tahun 2015, JIS E7105, dan EN
12663.
Penelitian ini menggunakan model dasar dari badan kereta LRT Jabodebek.
Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasi komponen side sill badan kereta LRT
menggunakan metode Taguchi dan Analisis Variansi (ANOVA) untuk
mendapatkan deformasi dan massa yang optimum. Dalam proses optimasi ini,
terdapat 3 faktor kontrol yang akan divariasikan, yaitu geometri multi-cell,
ketebalan kolom, dan ketebalan web. Hasil optimasi menunjukkan konfigurasi yang
paling optimum adalah geometri multi-cell single cruciform, ketebalan kolom 9
mm, dan ketebalan web 7 mm. Kemudian, struktur badan kereta yang optimum
dianalisis terhadap pembebanan statik dan getaran bebas. Hasil simulasi
pembebanan statik menunjukkan bahwa tegangan dan deformasi yang terjadi telah
memenuhi keberterimaan pada regulasi, yaitu tegangan di bawah 75% yield
strength (dikali dengan safety factor sebesar 1,05) dan deformasi di bawah 11,5
mm. Uji getaran bebas telah menunjukkan terjadi modus getar berupa bending dan
torsion beserta nilai frekuensinya. Modus-modus ini dapat memberikan informasi
tentang respon struktur badan kereta LRT saat beresonansi. Selain itu, modus
bending lokal pada struktur end wall masih banyak terjadi pada frekuensi rendah.
Namun, modus lokal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap respon dinamik badan
kereta secara keseluruhan, maka dapat diabaikan.
Perpustakaan Digital ITB