digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lukman Hendra Septian
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Masyarakat pesisir semakin tertekan akibat perubahan lingkungan dengan risiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu maupun berkepanjangan. Misalnya, tsunami, gelombang badai, dan banjir rob. Indonesia termasuk dalam negara yang rentan terdampak bencana pesisir yang berkepanjangan. Kota-kota pesisir besar terus berkembang dengan aktivitas yang kompleks, termasuk industri, perdagangan, maupun permukiman terdampak bencana berkepanjangan. Seperti, Semarang, Jakarta, Surabaya, maupun kota-kota pesisir lainnya terdampak banjir rob. Permukiman yang terdampak rob merupakan fenomena yang perlu diantisipasi untuk menekan risiko kerugian yang lebih besar. Berbagai upaya strategi adaptasi telah dilakukan untuk mengurangi dampak yang lebih besar di wilayah Semarang. Misalnya, pembangunan pompa, perbaikan drainase, hingga program perbaikan rumah tidak layak huni dikawasan bencana banjir. Akan tetapi, banjir rob tidak dapat ditanggulangi. Bahkan, beberapa studi memprediksikan bahwa banjir rob di wilayah pesisir Semarang mengalami peningkatan. Meskipun wilayah pesisir Semarang memiliki risiko bencana banjir rob, masyarakat tetap memilih tinggal dan bermukim dengan berbagai upaya adaptasi. Permukiman Tambak Lorok, Semarang merupakan bentuk fenomena ketahanan dalam bermukim di wilayah bencana banjir rob di Indonesia. Permukiman ini terus berkembang meskipun memiliki risiko bencana yang berkepanjangan. Penelitian mengenai ketahanan bermukim di wilayah bencana telah banyak dilakukan. Namun, sebagian besar mempelajari dampak, bentuk adaptasi rumah, dan pemetaan wilayah bencana banjir rob. Sehingga, penelitian mengenai strategi adaptasi akomodasi bermukim yang dijabarkan menjadi adaptasi dengan penyesuaian, adaptasi perilaku, dan adaptasi relokasi, serta faktor-faktor pendukung bermukim di lahan banjir rob penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena strategi adaptasi akomodasi dalam bermukim di kawasan pesisir yang terdampak banjir rob di Tambak Lorok, Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa data terkait dengan kapasitas adaptasi masyarakat, faktor-faktor strategi adaptasi, bentuk-bentuk adaptasi akomodasi, serta karakteristik responden dan atribut hunian di Tambak Lorok. Pengambilan data dilakukan dengan metode simple random sampling dengan kuesioner terhadap 100 responden masyarakat Tambak Lorok ii yang terbagi dalam 5 RW. Kemudian data yang terkumpul diolah dan diinterpretasikan dengan metode analisis deskripsi persentase. Homogenitas latar belakang responden dan faktor-faktor strategi adaptasi dengan nilai tinggi mengindikasikan bahwa masyarakat Tambak Lorok memiliki ketahanan dalam bermukim di lahan banjir rob dengan melakukan strategi adaptasi akomodasi. Latar belakang yang setara seperti suku, pekerjaan, pendidikan, penghasilan yang terbatas mengharuskan masyarakat untuk bermukim di lahan banjir. Pilihan tinggal di lahan banjir rob ini didukung dengan pemahaman individu dan kemampuan menghadapi bencana banjir rob berperan mempengaruhi respon adaptasi akomodasi. Disimpulkan bahwa strategi adaptasi akomodasi bermukim masyarakat Tambak Lorok dalam merespon bencana banjir rob dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, kapasitas adaptasi, kedekatan keluarga, kesamaan suku, peraturan, dan karakteristik bencana. Sedangkan bentuk adaptasi akomodasi dengan penyesuaian dilakukan dengan meninggikan lantai dasar dan menambah tinggi struktur bangunan. Adaptasi perilaku dilakukan dengan mengatur letak barang, dan sebagian besar masyarakat tidak mempunyai rencana relokasi