digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Oktoni Nur Pambudi
Terbatas Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Oktoni Nur Pambudi
Terbatas Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Oktoni Nur Pambudi
Terbatas Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Oktoni Nur Pambudi
Terbatas Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Oktoni Nur Pambudi
Terbatas Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

COVER Oktoni Nur Pambudi
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Oktoni Nur Pambudi
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP Oktoni Nur Pambudi1-LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Ruang Server dan Ruang Tata Usaha Teknik Fisika (TU TF ITB) adalah contoh dari fasilitas kritis di Gedung Labtek VI ITB yang perlu dijaga pasokan listriknya karena sangat vital dalam menunjang kegiatan akademik dan administrasi perkuliahan di Program Studi Teknik Fisika. Namun, PLN sebagai penyedia utilitas jaringan listrik utama tidak selalu bisa memenuhinya karena adanya kemungkinan terjadi gangguan di saat-saat tertentu, sehingga diperlukan energi alternatif. Energi Baru Terbarukan (EBT) terutama Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memiliki potensi yang tinggi sebagai energi alternatif yang dapat diaplikasikan untuk menyuplai energi pada bangunan. Namun, sifat dari EBT yang intermiten membutuhkan adanya teknologi penyimpan, salah satunya adalah Sistem Baterai Penyimpan Energi (SBPE). Pada penelitian ini, dirancang SBPE yang berfungsi dalam peningkatan ketahanan energi pada beban fasilitas kritis di Labtek VI ITB. Perancangan SBPE terbagi menjadi dua skenario utama, yaitu perancangan dengan menggunakan baterai berjenis Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan tiga baterai berjenis litium ion yang berbeda kapasitas. Simulasi yang dilakukan terdiri dari simulasi produksi energi dari PLTS menggunakan perangkat lunak PVsyst serta simulasi konsumsi energi dan keekonomian menggunakan perangkat lunak HOMER Grid. Analisis dilakukan berdasarkan aspek ketahanan energi dan aspek keekonomian. Parameter utama yang digunakan untuk analisis aspek ketahanan energi adalah Waktu Otonomi Baterai (WOB), sedangkan untuk aspek keekonomian, digunakan Cost of Energy (COE). Dari hasil simulasi, didapatkan SBPE dengan menggunakan baterai VRLA memiliki rentang WOB selama 1 jam 50 menit hingga 3 jam 50 menit. Kemudian untuk SBPE dengan baterai litium ion didapatkan rentang WOB selama 3 jam 50 menit hingga 6 jam 30 menit. Rentang ini didapatkan dengan memasukkan jumlah beban maksimum atau minimum dari profil beban selama satu tahun. Dari aspek keekonomian, didapat COE sebesar Rp1.433/kWh untuk SBPE menggunakan baterai VRLA, serta masing-masing secara berturut-turut sebesar Rp2.317/kWh, Rp1.973/kWh, dan Rp1.907/kWh untuk SBPE menggunakan baterai litium ion LGChem RESU 3.3, 6.4, dan 9.8 kWh. Berdasarkan kedua aspek tersebut, rancangan SBPE yang direkomendasikan adalah yang menggunakan baterai litium ion LGChem RESU 9.8 karena memiliki WOB sesuai target serta paling ekonomis dibanding dengan baterai litium ion yang lain.