digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Adimas Raditya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2021 TA PP ADIMAS RADITYA_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Pertumbuhan penduduk di perkotaan di Indonesia yang terus meningkat akibat urbanisasi yang terus terjadi menimbulkan berbagai permasalahan, seperti ketimpangan sosio-ekonomi yang semakin melebar, suburnya permukiman kumuh, kriminalitas, pengangguran, hingga polarisasi masyarakat perkotaan. Polarisasi dan ketimpangan sosio-ekonomi di Kota Jakarta telah mempercepat peningkatan permintaan terhadap perumahan terpisah atau tersegregasi dimana salah satunya adalah perumahan gated community. Pertumbuhan gated communities di Kota Jakarta selalu dikaitkan dengan pembangunan kota-kota satelit baru di pinggiran kota, tidak terkecuali kota Bekasi. Adanya pembatasan proses sosial antara kelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan segregasi sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi proses sosial yang terjadi di lingkungan tersegregasi spasial perumahan gated communities antara masyarakat di dalam dan di luar perumahan Kemang Pratama 3, Kota Bekasi. Dengan tinjauan literatur, dapat disintesiskan bentuk-bentuk proses sosial menjadi 4 (empat), yaitu kerja sama, kompetisi, konflik, dan akomodasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis konten. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa proses sosial yang paling sering terjadi antara masyarakat Kemang Pratama 3 dengan masyarakat perkampungan sekitar adalah proses kerja sama. Proses kerja sama dilakukan dan melibatkan banyak pihak dan sudah rutin dilakukan sejak berdirinya perumahan Kemang Pratama 3. Hasil temuan juga menunjukkan bahwa tidak teridentifikasi proses konflik maupun kompetisi yang signifikan. Proses konflik secara umum hanya terjadi waktu masa pandemi covid-19 ketika terjadi penutupan jalan tikus sebagai respon untuk membatasi ruang gerak. Solusi proses konflik tersebut diselesaikan dengan proses akomodasi. Faktor proses kerja sama yang teridentifikasi secara umum adalah menggalang integrasi sosial, yang juga merupakan upaya untuk mengurangi potensipotensi konflik antara kelompok masyarakat. Selain itu, faktor proses kerja sama yaitu kegiatan keagamaan dan menguntungkan pribadi atau kelompok. Untuk faktor-faktor proses sosial lain yaitu proses konflik, kompetisi, dan akomodasi dihasilkan dari sintesis teori berdasarkan studi literatur.