Mewabahnya pandemi Covid-19 pada awal Tahun 2020 memunculkan anjuran
menjaga kebersihan dengan menjaga jarak sosial serta mencuci tangan
menggunakan air dan sabun. Namun Indonesia sendiri memiliki permasalahan
infrastruktur air bersih dimana hingga saat ini cakupan pelayanan perpipaan hanya
20,18 persen sehingga belum mencapai Sustainable Development Goals ke-6. Hal
ini menciptakan momentum bagi pemerintah untuk segera mengatasi permasalahan
dasar air bersih. Penelitian ini didasarkan pada upaya penanganan Covid-19 melalui
penyediaan air bersih (Mishra dkk, 2020) yang dikembangkan dengan
mempertimbangkan aspek kependudukan, sosio-ekonomi, dan kesehatan dengan
tujuan akhir menentukan prioritas wilayah penanganan pandemi Covid-19
berdasarkan kerentanan masyarakat terhadap penyediaan air bersih yaitu melalui
penilaian tingkat Indeks Kerentanan Masyarakat. Metode pengumpulan data terdiri
dari data primer berupa kuesioner kepada expert serta data sekunder berupa data
statistik dari website dan instansi. Metode analisis yang digunakan antara lain
Analisis Deskriptif Kuantitatif untuk mengetahui perbedaaan karakteristik variabel
penyusun Indeks Kerentanan Masyarakat, Analytical Hierarchical Process untuk
mendapatkan bobot serta menghitung IKM, Analisis Regresi Linier Sederhana
untuk menguji hubungan IKM dengan kasus positif Covid-19, serta Analisis Grafik
4 Kuadran untuk menentukan prioritas penanganan pandemi Covid-19. Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksplanasi dengan pendekatan kuantitaif untuk
membuktikan hipotesis bahwa terdapat keselarasan antara Indeks Kerentanan
Masyarakat dengan kasus positif Covid-19. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa
Kota Bandung memiliki penanganan yang lebih prioritas daripada Kabupaten
Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh persentase kelurahan Kota Bandung yang lebih
tinggi pada prioritas pertama hingga keempat yaitu 81,46%. Sedangkan prioritas
penanganan di Kabupaten Bandung terkonsetrasi pada prioritas ketiga hingga
keenam yaitu 99,29%. Penentuan wilayah prioritas tersebut dapat menjadi strategi
efektif upaya penanganan Covid-19 karena terdapat hubungan yang searah antara
Indeks Kerentanan Masyarakat terhadap rata-rata kasus positif Covid-19 yaitu
dengan koefisien determinan 10,5% di Kota Bandung dan 5,8% di Kabupaten
Bandung. Dimana penyusun Indeks Kerentanan Masyarakat paling signifikanii
adalah faktor kesehatan serta diikuti oleh faktor upaya Social Distancing dan
Lockdown.