digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Armei Rapudin
PUBLIC Yoninur Almira

Kebijakan KEK pariwisata di Indonesia berjalan paralel dengan berbagai kebijakan pengembangan pariwisata seeperti pengembangan destinasi wisata super prioritas dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dalam perkembangannya, pembangunan KEK Mandalika adalah salah satu KEK yang pembangunannya masif dan akseleratif. Studi-studi kontemporer terhadap pariwisata masih kurang menghubungkannya dengan konteks fenomena urbanisasi. Padahal, pembangunan KEK pariwisata di Mandalika juga berisiko terhadap permasalahan akuisisi lahan, risiko keterlibatan masyarakat sekitar, dan risiko hilangnya nilai-nilai budaya atau yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu perlu ada penelitian dari perspektif kritis dengan berfokus terhadap variabel pembentuk urbanisasi yaitu modal atau kapital. Dalam perspektif neoliberal, fenomena destruksi kreatif dapat menjadi kerangka dalam mengeksplorasi proses urbanisasi tersebut secara holistik. Pada kerangka destruksi kreatif terdapat beberapa dimensi yang dapat dijadikan fokus studi dan dijadikan sasaran yaitu dari dimensi institusional dan dimensi transformasi sosio-ekonomi spasial. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode penelitian campuran (mixed method). Dari sudut pandang destruksi kreatif, penelitian ini menemukan bahwa proses kapitalisasi selalu memiliki cara yang berubah. Perubahan dari dimensi institusional mengakibatkan dinamika pada level mikro yaitu transformasi sosio-ekonomi dan spasial. Pada dimensi institusional berbagai perubahan regulasi di Kawasan Mandalika teridentifikasi dari elemen-elemen pembentuk neoliberal diantaranya privatisasi, finansialisasi, dan deregulasi. Pada level mikro, dengan adanya kebijakan KEK pada akhirnya membuat perubahan dengan cepat dan mengakibatkan lompatan pada tahap destruksi kreatif. Melalui kebijakan KEK, tren investasi selalu mengalami kenaikan dengan dominasi motif pendorong profit (swasta/investor) dan promosi (pemerintah). Pemerintah dan BUMN memiliki kekuatan yang besar dalam merealisasikannya. Hal ini merubah lansekap kawasan dari berbasis produksi menjadi lansekap pariwisata hiburan.