digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Wahyu Ramadhan
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Wahyu Ramadhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Garam industri merupakan bahan kimia yang penting bagi berbagai industri kimia di Indonesia. Kebutuhan garam industri Indonesia tahun 2020 mencapai 3.744.655 ton atau 83,9% kebutuhan nasional. Ironisnya, persentase pemenuhan garam industri melalui produksi lokal hanya sebesar 21,72%. Salah satu solusi untuk meningkatkan produksi garam lokal adalah pengembangan teknologi produksi. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha melakukan studi literatur terhadap alternatif teknologi untuk produksi garam industri dengan mengaplikasikan teknologi membran. Penelitian dilakukan melalui studi literatur terhadap metode pemurnian, pemekatan, dan kristalisasi air laut dengan teknologi membran yang tersedia. Studi menunjukkan bahwa metode pemurnian umpan terbaik adalah melalui integrasi pengendapan atau precipitation softening (PS) dan membran ultrafiltrasi (UF) dengan rejeksi Ca, Mg, dan total dissolved solid (TDS) mendekati 100%. Teknologi yang direkomendasikan untuk pemekatan umpan adalah membran distilasi (MD) dengan recovery air sampai 87,6% dan mampu memproduksi retentat hingga konsentrasi saturasinya. Proses kristalisasi yang direkomendasikan adalah kristalisasi terintegrasi pada unit MD yang sama dengan seeding NaCl murni sebanyak 2%-berat. Rendemen kristal dengan metode ini diperkirakan mencapai 34% dari TDS umpan atau 28 kg/m3 dengan kemurnian >99%. Analisis ekonomi untuk skema PS-UFRO- MD menunjukkan cost of salt (COS) sebesar $0,53/kg NaCl. Persentase COS pada skema ini menunjukkan capital expenditure (CAPEX) tertinggi terdapat pada proses RO sebesar 69% dan operational expenditure (OPEX) tertinggi pada proses MD sebesar 48%. Di sisi lain, skema PS-UF-MD menunjukkan COS sebesar $0,39,-/kg NaCl. Persentase biaya CAPEX dan OPEX tertinggi pada skema ini terdapat pada proses MD yaitu berturut-turut sebesar 52% dan 73%. COS skema PS-UF-MD memiliki nilai lebih rendah dari harga garam lokal yaitu $0,4 sampai $0,6/kg NaCl. Dengan demikian, skema ini dinilai berpotensi menjadi alternatif teknologi produksi garam industri lokal di masa depan dengan dukungan studi lebih lanjut.