digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fadhl Abbas
PUBLIC Alice Diniarti

Tanah ekspansif adalah suatu masalah yang ada di seluruh dunia. Tanah ekspansif sering kali menyebabkan kerusakan yang parah pada infrastruktur karena perubahan volume. Perubahan volume tanah ini diakibatkan oleh perubahan kadar air. Saat kadar air meningkat, volume tanah meningkat. Peningkatan volume tanah ini diikuti dengan peningkatan tekanan tanah ke segala arah. Tekanan tanah ini juga menekan bangunan dan infrastruktur yang berada di atasnya. Masalah muncul saat tekanan kembang melebihi beban pada fondasi sehingga fondasi terangkat. Struktur yang sering rusak akibat tanah ekspansif ini adalah fondasi, dinding penahan tanah, perkerasan jalan, bandara, dan bantaran sungai. Sehingga perlu penanganan khusus dalam menghadapi tanah ekspansif. Masalah pertama adalah proses identifikasi tanah ekspansif. Pengujian tanah ekspansif menghabiskan waktu yang lama, biaya yang besar, dan prosedurnya yang tidak sederhana. Masalah selanjutnya adalah proses perbaikan tanah ekspansif. Pada penelitian ini dilakukan berbagai pengujian pada sampel tanah, yang merupakan tanah berbutir halus, yang diduga ekspansif. Terdapat 7 sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yang berasal dari berbagai lokasi di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Sampel diambil dengan cara disturbed. Mayoritas sampel tanah mempunyai indeks plastisitas dan batas cair yang tinggi. Kuat tekan bebas semua sampel berada di bawah 100 kPa. Tanah ekspansif memiliki berbagai mineral lempung yang memengaruhi sifat dan perilaku tanah, seperti tekanan pengembangan dan pengembangan bebas. Pada penelitian ini, pada sampel tanah terduga ekspansif, dilakukan pengujian X-Ray Diffraction Test, Uji Metilen Biru, dan Uji Pengembangan 1-D. Hasilnya menunjukkan bahwa tanah ekspansif mempunyai kandungan mineral lempung dan keluarganya, yaitu muscovite, albite, yang tinggi. Sedangkan mineral lempung kaolinite tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap ekspansivitas tanah. Nilai Methylene Blue Value berkaitan erat dengan tekanan pengembangan, sehingga Methylene Blue Value dapat digunakan sebagai pengujian untuk menilai ekspansivitas tanah. Perbaikan tanah menggunakan semen dan kapur juga telah dilakukan dalam penelitian ini, bertujuan untuk menentukan kadar optimal stabilisator untuk meningkatkan properties tanah ekspansif. Parameter tekanan pengembangan turun lebih dari 90% dari nilai awal setelah ditambahkan semen atau kapur dalam kadar optimalnya sebanyak 15%. Sedangkan pengembangan bebas turun 80% dari nilai awal pada penambahan optimum 15% semen maupun kapur. Parameter Methylene Blue Value juga menurun saat semen atau kapur ditambahkan dengan nilai optimum 15% yang menurunkan potensi ekspansivitas tanah sampai pada tingkat rendah. Penambahan semen atau kapur juga menurunkan plastisitas tanah ekspansif. Dalam hal kekuatan, penambahan semen maupun kapur paling optimal berada pada kadar 10% dengan peningkatan lebih dari 500 kPa. Terdapat penurunan kuat tekan tanah pada saat penambahan kadar kapur atau semen lebih dari 10%. Analisis hubungan Methylene Blue Value, kadar mineral ekspansif, tekanan pengembangan dan pengembangan bebas telah dilakukan, menghasilkan penemuan hubungan yang unik antara Methylene Blue Value dengan tekanan pengembangan. Tekanan pengembangan dapat diprediksi dengan Methylene Blue Value secara akurat dengan hubungan alometrik. Hubungan yang terbentuk antara kadar mineral ekspansif dengan Methylene Blue Value yang terbentuk adalah hubungan linear yang kuat. Oleh karena itu Methylene Blue Value dapat digunakan sebagai indikator tanah ekspansif menggantikan uji difraksi sinar-X maupun uji pengembangan bebas 1-D. Hal ini dikarenakan baik dari segi waktu maupun biaya, uji Methylene Blue tidak memakan waktu yang lama dan juga biaya yang tidak besar. Terdapat juga hubungan antara penambahan kadar semen dan kapur terhadap penurunan tekanan pengembangan tanah, yang merupakan hubungan logaritmik.