Diagnostik memegang peranan yang sangat penting dalam pengendalian COVID19 yang disebabkan oleh SARS-CoV2. Virus ini memiliki tingkat penyebaran yang
tinggi dan dengan cepat telah membuat dunia berada dalam kondisi pandemi.
Sejauh ini metode diagnostik yang paling akurat dan menjadi standar emas adalah
tes berbasis PCR. Prinsip kerja PCR dengan mengamplifikasi materi genetik (RNA)
dari SARS-CoV2. Untuk menang melawan COVID-19, harus diupayakan untuk
menambah jumlah pengetesan. Dalam penelitian ini, digunakan metode resonansi
plasmonik terlokalisasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi COVID-19
berdasarkan pergeseran panjang gelombang frekuensi resonansi dari nanopartikel
emas. Digunakan reseptor berupa protein rekombinan scFv CR3022 elusi atau
pemurnian dan pemekatan untuk mengikat COVID-19. Didapatkan hasil
pergeseran panjang gelombang frekuensi resonansi ke arah panjang gelombang
lebih panjang untuk deteksi sampel positif —RBD (receptor binding domain)
SARS-CoV2. Pada penelitian ini didapatkan respons pergeseran panjang
gelombang terjauh (4 nm) dengan nanopartikel emas bipyramid – scFv pemurnian
dalam PBS (phosphate buffered saline) dan bikarbonat. Sedangkan pengujian
sampel non spesifik –IB (infectious bronchitis)– didapatkan pergeseran panjang
gelombang ke arah panjang gelombang lebih pendek dengan pergeseran terjauh (-
3,1 nm) dideteksi dengan nanopartikel emas sphere – scFv pemekatan dalam Tris
Cl. Pada pengujian sampel campuran RBD dan IB dideteksi dengan nanopartikel
emas sphere – scFv pemekatan didapatkan respons pergeseran 0,4 nm. Hasil ini
mengkonfirmasi jika pengikatan scFv sudah spesifik untuk SARS-CoV2