digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Elstri Sihotang
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Elstri Sihotang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Elstri Sihotang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Elstri Sihotang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Elstri Sihotang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Elstri Sihotang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Elstri Sihotang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara yang berada di sekitar garis khatulistiwa dengan iklim tropis. Perubahan cuaca yang tidak menentu menyebabkan perkembangan vektor penyakit di Indonesia, salah satunya adalah mosquito borne disease. Berbagai penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk ada di Indonesia, umumnya adalah demam berdarah dan malaria. Sejak tahun 1996 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2017, WHO mencatat kasus malaria di Indonesia sebanyak 261617 kasus. Oleh karena itu diperlukan langkah strategis untuk menanggulangi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan kerentanan mosquito borne disease dengan menggunakan data dinamis dan data statis yang menjadi faktor perkembangan habitat vektor tersebut. Penelitian ini menggabungkan kerentanan dinamis dan statis untuk mendapatkan kerentanan gabungan dan dipotong data urban untuk menentukan persentase kasus mosquito borne disease di suatu area (100 x 100 m2). Metode yang digunakan berupa skoring setiap parameter dan kemudian akan di-overlay dengan parameter lain. Provinsi yang memiliki kerentanan dinamis yang lebih tinggi adalah provinsi Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah. Provinsi yang memiliki indeks kerentanan statis yang lebih tinggi adalah bagian utara Sumatra, Provinsi DKi Jakarta, Sulawesi bagian tengah dan Provinsi Papua. Provinsi yang memiliki persentase kasus demam berdarah tertinggi adalah Provinsi Jawa Barat dengan persentase kasus 0.464% dan persentase terendah adalah provinsi Jawa Barat dengan persentase kasus 0.0002%. Persentase kasus malaria tertinggi berada pada Provinsi Papua Barat dengan persentase 0.464% dan persentase kasus terendah adalah banten dan Jawa Timur dengan persentase kasus 0%.