Pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 berdampak pada penurunan baki debet pinjaman dan pemburukan kualitas kredit nasabah di bank. Persaingan antara bank dan pelaku industri non perbankan juga semakin meningkat. Dampak persaingan adalah margin keuntungan yang menipis sehingga tidak menarik bagi pemegang saham. Selain itu, bank tidak memiliki alokasi modal yang cukup untuk berinvestasi dalam pengembangan bisnis di masa depan.
Menghadapi persaingan yang ketat, bank pada umumnya fokus untuk menjaga kualitas kredit debitur dan mencari sumber dana murah yang berkelanjutan. Strategi yang sama berlaku untuk Karya Bank. Karya Bank perlu mencari aset pinjaman baru yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Pada saat yang sama, Karya Bank juga harus mencari sumber pendanaan yang lebih murah untuk menjaga keunggulan kompetitif dalam besaran suku bunga dan menjaga profitabilitas pemegang saham.
Dengan hanya mengandalkan sumber daya dan kapabilitas Karya Bank saat ini, maka perlu diupayakan aset yang berkualitas dan sumber pendanaan yang murah seefisien mungkin. Jika manajemen Karya Bank menggunakan sumber daya atau fungsi baru, mungkin membutuhkan banyak dana dan waktu pemrosesan yang lebih lama.
Dalam makalah ini, Penulis akan melakukan penelitian terkait strategi bisnis Karya Bank untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya dan kapabilitasnya dengan menggunakan kerangka Pembiayaan Rantai Pasok. Pembiayaan Rantai Pasok memanfaatkan informasi transaksi dan arus kas antara pembeli dan pemasok dalam suatu komunitas bisnis agar dapat memberikan solusi keuangan dan metode untuk mengurangi risiko guna mengoptimalkan kebutuhan modal kerja dan likuiditas setiap anggota komunitas bisnis tersebut.
Makalah ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer untuk memperoleh informasi yang cukup sebagai alat analisis. Pengumpulan data primer menggunakan metode kualitatif yang dilakukan melalui wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan di Karya Bank. Ada tujuh orang yang akan diwawancarai sebagai sumber data kualitatif primer. Narasumber ini berasal dari divisi Corporate Banking dan SME Banking, dua divisi yang pertama kali menerapkan strategi Pembiayaan Rantai Pasok di Karya Bank.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Penulis yang kemudian diolah dengan pendekatan SWOT – TOWS analysis, diperoleh bahwa Karya Bank menawarkan kerangka Pembiayaan Rantai Pasok (Supply Chain Finance/SCF) dari hulu dan hilir komunitas bisnis untuk memaksimalkan informasi transaksi dan perputaran dana di Karya Bank.
Kerangka SCF yang diterapkan Karya Bank ini berbeda dengan yang dilakukan oleh bank/kompetitor lain karena bersumber dari pemanfaatan sumber daya dan kapabilitas Karya Bank untuk menjadi keunggulan kompetitif, seperti:
• Melayani seluruh segmen pasar yang ada di Indonesia.
• Akses ke berbagai Debitur korporasi besar dalam portofolio Bank.
• Orang-orang yang berpengalaman di bidang SCF yang dapat dengan mudah memahami kebutuhan pelanggan atau komunitas bisnis.
• Cakupan layanan tersebar luas di seluruh Indonesia dan didukung oleh teknologi digital untuk branchless banking.
• Aplikasi Financial Supply Chain Management (FSCM) berbasis web untuk memproses transaksi dengan volume tinggi seperti pencairan pinjaman, pembayaran, dan pelaporan.
• Jaringan global melalui Global Banking Group yang dapat memberikan akses ke Perusahaan Multinasional.
• Beragam produk pendanaan dan cash management yang lengkap untuk segmen retail hingga korporasi.