Industri petrokimia mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasar Polypropylene (PP) menarik perhatian baik bagi pemain lama maupun pemain baru di sektor petrokimia. Pasokan PP dari dalam negeri diperkirakan akan defisit lebih dari 1000 KTA dimana lebih dari 50% PP yang digunakan di Indonesia masih diimpor. Dengan kuota impor yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan PP di Indonesia, PT. XYZ masih memiliki potensi pangsa pasar yang cukup besar untuk melakukan ekspansi pabrik. Selain itu, aktivitas impor PP membuat beban impor sebesar 817 juta USD. Oleh karena itu, analisis investasi pembangunan pabrik PP baru oleh PT. XYZ dan kelayakan proyek melalui analisis sensitivitas harus dievaluasi.
Kondisi eksternal dan internal mempengaruhi kondisi bisnis. Kerangka PESTLE digunakan untuk menganalisa dan mengurangi ancaman serta memanfaatkan peluang, sementara analisa Porter’s five forces digunakan untuk menilai persaingan industri dan bagaimana memposisikan diri untuk sukses. Di sisi lain, kondisi internal yang terdiri dari analisa VRCN digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang aktivitas yang mengarah pada keunggulan kompetitif. Kelayakan teknis dilakukan untuk mendapatkan teknologi yang paling sesuai untuk pengembangan pabrik PP.
Evaluasi proyek menggunakan asumsi umur proyek selama 20 tahun operasi. Pendapatan kotor di akhir proyek mencapai sekitar 530 juta USD. PT. XYZ akan menggunakan modal sendiri untuk menjalankan proyek ini. Pabrik akan menjalani pemeliharaan setiap 5 tahun. PT. XYZ akan mendapatkan NPV positif sekitar 519 juta USD, IRR 29%, PI 1.26, dan PBP 5.87 tahun. Analisis sensitivitas menggunakan penambahan dan pengurangan 10% dari total CAPEX, harga produk, dan impor propylene. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa proyek ini sensitive terhadap harga produk PP.