digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lebih dari 60% pekerjaan konstruksi menggunakan material beton, material beton yang digunakan terdiri dari beton cast in situ ataupun beton precast. Beton precast memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan beton cast in situ baik dari segi kualitas maupun durasi proyek. Namun, beton precast tidak lepas dari permasalahan yaitu cacat produk. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kualitas untuk mengatasi permasalahan ini. Manajemen kualitas memerlukan standar kualitas dan metode yang tepat yaitu Six Sigma. Penerapan Six Sigma bukanlah suatu hal yang mudah karena melibatkan berbagai tantangan dalam penerapannya, maka studi ini akan membahas potensi penerapan prinsip produksi berdasarkan konsep Six Sigma pada perusahaan beton precast di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengambil studi kasus pada perusahaan beton precast PT W. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat penerapan prinsip manajemen kualitas, tingkat kualitas proses produksi, dan menentukan potensi penerapan prinsip produksi berdasarkan konsep Six Sigma pada perusahaan terkait. Penelaahan tingkat penerapan prinsip manajemen kualitas dilakukan berdasarkan system of managed processes dan beberapa indikator. Pertama, standar kualitas beton precast dari berbagai negara diidentifikasi dan dibandingkan, kemudian hasil identifikasi standar digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat kualitas proses produksi menggunakan kuesioner penerapan standar dan kuesioner frekuensi masalah. Hasil penelaahan tingkat penerapan prinsip manajemen kualitas dan tingkat kualitas proses produksi selanjutnya digunakan untuk menentukan potensi penerapan Six Sigma. Dari hasil analisis didapatkan bahwa tingkat penerapan prinsip manajemen kualitas PT W berada pada kategori “Tinggi” dan tingkat kualitas proses produksi berada pada kategori “Baik”, sehingga perusahaan memiliki potensi “Tinggi” dalam penerapan prinsip produksi berdasarkan konsep Six Sigma. Analisis kesiapan juga mengindikasikan bahwa perusahaan “Siap” dalam menerapkan Six Sigma dengan catatan perusahaan perlu memperdalam penggunaan alat bantu manajemen kualitas terutama statistik